BERITASOLORAYA.com – Virus cacar monyet saat ini sudah mulai harus diwaspadai.
Pasalnya, satu orang di Indonesia sudah terkonfirmasi positif cacar monyet dan saat ini tengah dipantau terus perkembangan dan kesehatannya.
Jika dilihat dari gejala umumnya, cacar monyet dan cacar air terlihat sama. Padahal, kedua jenis cacar ini memiliki berbagai perbedaan mulai dari penyebabnya hingga risiko yang akan ditimbulkan.
Baik itu cacar monyet maupun cacar air sama-sama timbul dari virus namun virus yang membawa kedua penyakit ini berbeda.
Baca Juga: Siap Melawan Persija, Persita Punya Modal yang Cukup untuk Menang Meski Datang Tanpa Suporter
Maka dari itu, masyarakat harus benar-benar memahami apa saja perbedaan dari cacar monyet dan cacar air agar bisa dilakukan tindak lanjut yang tepat jika menemukan gejala dari salah satu penyakit ini.
Dilansir BeritaSoloRaya.com melalui Antara, berikut ini beberapa aspek perbedaan cacar air dan cacar monyet:
1. Penyebab
Dilihat dari penyebabnya, cacar monyet ditimbulkan dari infeksi virus monkeypox. Virus ini termasuk dalam genus orthopoxvirus yang masih keluarga dengan poxviridae. Sementara cacar air timbul dari infeksi akut virus varicella zoster.
Baca Juga: Lirik Lagu Resah Jadi Luka oleh Daun Jatuh, Ke Dalam Ruang yang Penuh Kepahitan
2. Klinis Penyakit
Bagi pasien yang terinfeksi atau merasakan gejala cacar monyet, perlu menempuh masa inkubasi selama 6 hingga 16 hari atau 5 hingga 21 hari.
Pasien yang terkena cacar air memiliki masa inkubasi selama 10 hingga 21 hari atau 14 hingga 16 hari.
Untuk pasien cacar monyet, dalam 1 hingga 3 hari setelah demam biasanya akan mengalami ruam di wajah dan bagian tubuh lain.
Adapun orang yang terinfeksi cacar air akan muncul bercak-berak merah dan gelembung selama 3 hingga 4 hari. Setelah itu akan mengering dan membentuk kudis.
Masa penyembuhan cacar monyet 14 hingga 21 hari dan cacar air bisa pulih dalam 2 hingga 4 minggu.
3. Penularan
Virus cacar monyet bisa menular saat ada kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, lesi kulit/ lesi mulut hewan yang terinfeksi.
Adanya kontak jarak dekat antar manusia melalui droplet dan menggunakan produk dari hewan terinfeksi juga bisa menjadi media penularan.
Untuk cacar air, kontak langsung maupun tidak langsung dengan nanah dari gelembung dan selaput lendir orang terinfeksi bisa menyebabkan penularan.
Sama halnya dengan percikan ludah melalui udara juga bisa menjadi jalan menularnya virus cacar air.
4. Gejala
Cacar monyet memiliki gejala sakit kepala, nyeri otot, pembesaran kelenjar getah bening hingga demam akut lebih tinggi dari 38,5 derajat Celcius.
Sementara cacar air memiliki gejala demam, mual, muntah, lemas, lelah, tidak nafsu makan, sakit kepala hingga nyeri otot.
Baca Juga: Resmi! Kemdikbud Rilis Aturan Baru Bayaran TPG & TKG Bagi Guru, untuk Kategori Tendik yang Mana?
5. Pencegahan
Agar tidak tertular virus cacar monyet, hindari kontak dengan hewan berpotensi membawa virus. Cuci tangan setelah kontak dengan hewan atau manusia yang terinfeksi.
Gunakan juga alat pelindung diri ketika merawat pasien positif cacar monyet. Selain itu, masak daging hingga matang.
Untuk mencegah tertular cacar air, hindari kontak langsung dengan orang terinfeksi dan gunakan masker saat berinteraksi dengan penderita. Jika telah kontak dengan penderita, jangan lupa cuci tangan hingga bersih.
6. Pengobatan
Pengobatan cacar monyet menggunakan vaksin antivirus sementara cacar air menggunakan vaksin cacar air.
7. Tingkat Kematian
Berdasarkan kasus di luar negeri, kematian akibat cacar monyet bisa mencapai 1-10%. Sementara kematian akibat cacar air dilaporkan jarang terjadi.***