Network
BERITASOLORAYA.com – Bagi Anda mungkin istilah Hoarding Disorder terdengar cukup asing di telinga, dan masih ada yang belum memahami apa bahaya dari salah satu penyakit mental tersebut.
Hoarding Disorder merupakan salah satu jenis penyakit pada mental, ketika seseorang sangat menggemari menyimpan atau menumpuk barang tidak berguna di rumah atau di suatu tempat.
Para penderita Hoarding Disorder, biasanya tanpa sadar selalu berusaha untuk menyimpang berbagai barang yang kotor atau bahkan rusak dengan alasan-alasan tertentu.
Baca Juga: Gandeng Sutradara Fajar Nugros, PT. KAI Akan Merilis Film Dokumenter Tentang Hal Berikut di Bioskop
Salah satu alasan utama kenapa seseorang yang menderita Hoarding Disorder terus menyukai menyimpan barang tidak berguna, yaitu karena mereka yakin suatu hari barang tersebut dapat digunakan kembali.
Padahal jika dilihat lagi, barang-barang yang disimpan tersebut sudah sangat kotor dan bahkan rusak yang memang jelas tidak mungkin dapat digunakan kembali di waktu yang akan datang.
Karena selalu menyimpan barang tidak berguna, akhirnya penderita Hoarding Disorder akan merasa marah apabila barang-barang tersebut dibuat tanpa izin mereka.
Baca Juga: Daftar Program Kampus Mengajar Angkatan 5, Simak Syarat dan Ketentuan Berikut, Resmi dari Kemdikbud
Puncak tingkat keparahannya, yaitu saat seluruh barang tidak berguna yang disimpan sudah terlalu banyak sehingga menyebabkan ruangannya menjadi penuh dan sempit hingga kurang terawat kebersihannya.
Biasanya gejala awal seseorang dapat mengalami Hoarding Disorder dimulai pada masa remaja dan dewasa muda, tetapi penelitian membuktikan bahwa kasus tersebut sering ditemukan pada orang dengan usia 55 tahun ke atas.
Dikutip BeritaSoloRaya.com melalui akun Instagram @personalitydoc, berikut adalah beberapa gejala dari Hoarding Disorder, antara lain:
Baca Juga: 10 Poin Status Mahasiswa yang Wajib Diperhatikan untuk Mendaftar Program Kampus Mengajar
-Seseorang akan merasa sangat kesulitan untuk membuang barang yang jarang terpakai atau memang tidak digunakan lagi.
-Akan timbul perasaan kecemasan atau tertekan ketika akan membuang barang-barang tidak berguna tersebut.
-Berusaha menambah dengan membeli barang-barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan dan hanya untuk disimpan di dalam rumah.
Baca Juga: Cara Daftar Program Kampus Mengajar, Sipakan Hal Berikut, Resmi dari Kemdikbud, Simak!
-Memiliki kekhawatiran berlebihan saat ada orang lain yang berusaha untuk membersihkan atau merapikan barang-barangnya tersebut.
Sampai saat ini, menurut beberapa ahli penyebab pasti dari Hoarding Disorder memang belum dapat diketahui secara pasti.
Namun, ada besar kemungkinan seseorang dapat mengalami Hoarding Disorder karena pernah mengalami suatu peristiwa traumatis atau musibah kurang menyenangkan yang membuat kesehatan mentalnya sedikit terganggu.
Untuk dapat menangani atau menyembuhkan Hoarding Disorder, seseorang akan sangat disarankan untuk melakukan konsultasi dengan Psikolog atau Psikiater.
Hanya saja, ada beberapa tips mudah untuk menghindari penyakit Hoarding Disorder dengan beberapa cara, antara lain:
-Belajar menerapkan gaya hidup hemat dan minimalist.
-Coba buat atau tuliskan daftar benda yang memang masih terpakai selama kurang lebih satu sampai dua tahun terakhir.
-Buang saja atau coba berikan kepada orang lain benda-benda yang sudah tidak terpakai di rumah.
-Setelah beberapa barang tidak terpakai sudah dibersihkan dari ruangan, coba lakukan perbandingan dengan memotret ruangan sebelum dibersihkan dan sesudah dibersihkan.
Demikian merupakan sedikit penjelasan mengenai penyakit mental Hoarding Disorder yang mungkin masih jarang diketahui oleh beberapa orang.***
