Cara Bangkit di Masa Pandemi, Kunci Utama Pikiran dan Perasaan

- 26 Desember 2021, 18:51 WIB
Coach Fuzna Maruqoh, SH
Coach Fuzna Maruqoh, SH /instagram @fuznamanagement
 
BERITASOLORAYA.com - Pandemi Covid-19, telah merambah dan berdampak disegala lini kehidupan, mulai dari ekonomi, pendidikan, politik dan lini lainnya. Hal tersebut, mengharuskan masyarakat untuk bangkit dalam menghadapinya.
 
Terkait hal tersebut, Webiner Gebyar Hari Ibu dengan judul 'Sejuta Cinta dan Doa Salimah untuk Ibu Indonesia', mengusung salah satu pembahasan bangkit di masa pandemi, terutama untuk ibu. Ibu memang memiliki kedudukan yang krusial dalam rumah tangga, mengayomi hingga sebagai penengah antara suami dan anak. 
 
Mengutip dari BeritaSoloRaya dari acara Webiner Hari Ibu, salah satu Pemateri, Fuzna Maruqoh, SH, membicarakan tentang cara bangkit di masa pandemi, terutama bagi Ibu, pada Minggu, 26 Desember 2021. 
 
 
Fuzna mengatakan bahwa ibu memiliki kedudukan yang luar biasa dalam islam. Hal itu sangat jelas, bahwa surga berada dibawah telapak kaki ibu. 
 
"Kedudukan Ibu dalam Islam sungguh luar biasa, Surga. Lantas mengapa kita tidak bangga menjadi seorang ibu.Sesungguhnya wanita yang hamil, melahirkan, ia mendapat pahala seperti jihad fisabillah," ujarnya. 
 
Perempuan juga merupakan simbol kebangkitan dan kehancuran bangsa. Bangsa dikatakan baik, dapat dilihat dari perempuannya, dan sebaliknnya. 
 
"Bangkit suatu bangsa, maka bangkitkanlah perempuannya. Menyesuaikan diri kita untuk keadaan itu penting," katanya. 
 
Bicara soal bangkit, apalagi di masa pandemi, dimasa yang tidak bisa diprediksi bukanlah sesuatu yang perlu ditakuti. Meskipun, perbedaan terlihat dari Ibu di masa 40 tahun yang lalu, dengan Ibu di masa ini. 
 
"Ibu sekarang berbeda dengan ibu yang berada di 40 tahun yang lalu. Ibu sekarang harus meningkatkan kualitas untuk perkembangan zaman," tuturnya. 
 
Perubahan disegala lini, ekonomi, politik, dan yang paling besar perubahan teknologi. Perubahan yang terjadi tidak secara linier. 
 
"Kemajuan antara lima tahun, antara lima abad yang lalu, dengan lima tahun sekarang lebih cepat. Mungkin suatu saat nanti, kemanapun pakai roket. Kita sekarang memiliki hal-hal besar hanya sebuah kenangan. Teknologi sekarang sudah canggih," ujarnya. 
 
Fuzna menambahkan bahwa untuk mengikuti segala kemajuan, terutama bangkit dari Pandemi, kuncinya adalah pikiran dan perasaan. 
 
" Jika ada Corona, kita berpikir Corona jadi berantakan. Semua jadi berantakan. Corona merusak ekonomi, akan merusak ekonomi. Jadi semua tergantung mata pandang kita, mau lebah, atau lalat. Tergantung kita melihat kondisi pandemi. Ketika berfokus hal baik maka akan muncul kebaikan. Semua yang kita ucapkan adalah doa, " ujarnya. 
 
Fuzna memberikan kutipan, bahwa Allah sesuai dengan prasangka hamba-Nya. Untuk itu pikiran dan perasaan harus dijaga. 
 
" Aku sesuai persangkaan hamba-Nya, maka itulah yang terjadi. Maka jadilah ibu yang bahagia, jadi ibu yang keren. Jadi ikutilah perkembangan zaman," tandasnya. 
 
Ia mengibaratkan kehidupan yang horizontal yang sangat kuat. Pegangan yang paling utama adalah ikhlas. Untuk bangkit dari pandemi menjaga pikiran dan perasaan untuk selalu positif. 
 
"Kita ini ibarat hidup dalam garis horizontal yang sangat kuat, kuncinya ikhlas. Orang yang masuk kelas bawah, mau tidak mau masuk kelas nafsu. Untuk bangkit di era pandemi, cuma satu, perasaan dan pikiran kita. Sehingga menjadi positif, orang yang berubah.," tambahnya.
 
 
"Ketika memiliki keinginan mengubah dunia, mulailah dengan diri sendiri. Jangan menunggu bahagia baru tersenyum, semua berawal dari apa yang kita pikirkan," jelasnya.***
 
 
 

Editor: Inung R Sulistyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah