KLB Depak AHY dari Posisi Ketum Partai Demokrat, Annisa Pohan: Pemerkosaan Demokrasi Suatu Negara

6 Maret 2021, 15:44 WIB
Tanggapi KLB depak AHY dari posisi Ketum Partai Demokrat, Annisa Pohan: pemerkosaan demokrasi suatu negara.* /instagram.com/ @annisayudhoyono

PR SOLORAYA - Polemik terkait Kongres Luar Biasa (KLB) Demokrat yang diadakan di Deli, Serdang beberapa waktu lalu, saat ini semakin memanas.

Di sisi Partai Demokrat, Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat (GPK-PD) dari Ketua Umum Agus Harimurthi Yudhoyono (AHY) tengah menjadi kontroversi.

Beberapa tokoh diketahui turut menyuarakan pendapat mereka tentang diadakannya KLB ini, salah satunya adalah istri dari AHY sendiri, yakni Annisa Larasati Pohan atau yang akrab disapa Annisa Pohan.

Baca Juga: Tidak Perlu Khawatir Jika E-KTP Rusak, Begini Persyaratan dan Langkah-Langkah Menggantinya

Melihat suaminya yang tiba-tiba didepak dari kursi kepemimpinan Partai Demokrat meski baru satu tahun menjabat, membuat Annisa Pohan naik pitam.

Sebagaimana diberitakan Pikiran-Rakyat.com dalam artikel berjudul "Naik Pitam Suaminya Mendadak Didepak Usai KLB Demokrat, Annisa Pohan: Ini Masalah 'Pemerkosaan'", Annisa Pohan terlihat turut menyuarakan kekesalannya melalui unggahan di akun Twitter pribadinya @AnnisaPohan, pada 5 Maret 2021.

Dalam unggahan tersebut, Annisa Pohan menandaskan bila KLB Demokrat yang digelar di Deli Serdang itu bukanlah hanya sekadar masalah 'perampokan' partai, melainkan bentuk dari 'pemerkosaan' demokrasi negara.

Baca Juga: Pasca KLB Diadakan, Keterangan Partai Demokrat di Website Wikipedia Berubah-ubah

Pernyataan tersebut disampaikan sesaat setelah diadakannya KLB Demokrat di Deli Serdang, Sumatera Utara, yang menetapkan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko sebagai Ketum Partai Demokrat.

"Ini bukan hanya permasalahan sebuah partai dirampok, tapi masalah lebih besar lagi “pemerkosaan” demokrasi suatu negara," ujarnya dikutip dari Twitter @AnnisaPohan, 5 Maret 2021

Annisa Pohan juga mempertanyakan peran penguasa, dalam hal ini pemerintah, yang dinilainya cenderung membiarkan pengambilalihan kekuasaan seperti itu terjadi.

Baca Juga: Tanggapi KLB Partai Demokrat di Deli Serdang, Mahfud MD Sebut Pemerintah Tidak Bisa Melarang

"Ketika sebuah partai politik diambil haknya secara paksa dengan melanggar konstitusi, lebih lagi ada “pembiaran” dari yang punya kuasa. Apalagi dengan hak Rakyat kecil? Siapa yang akan lindungi? Apakah kita akan terus diam?," ucap Annisa Pohan.

Kecewa dengan situasi saat ini, Annisa Pohan berujar bahwa keadilan sudah lama pergi dan bahkan tak pernah kembali.

"Saya sadar, sudah lama keadilan pergi dari negara ini dan tidak pernah kembali," tuturnya.

Baca Juga: Dicap Sebagai Pelakor, Mayangsari: Aku Tak Pernah Mimpi Menikahi Seseorang yang Sudah Berkeluarga

Hal tersebut dikatakan Annisa Pohan karena selama ini terlalu banyak masyarakat yang menjadi penonton pasif dan tak ikut membela serta berperan aktif dalam memulangkan keadilan.

"Itu karena kita hanya menjadi penonton pasif, tidak membela keadilan dan tidak ikut berperan aktif 'memulangkan' keadilan. Apakah kita akan terus diam?," kata Annisa Pohan.

 ***(Tim PRMN 02/PR)

Editor: Gracia Tanu Wijaya

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler