Konflik Internal di Tubuh Partai Demokrat Bawa Nama AHY Masuk 4 Besar Kandidat Capres 2024

13 Maret 2021, 16:58 WIB
Konflik internal di tubuh Partai Demokrat membawa nama AHY masuk ke empat besar kandidat capres 2024 berdasarkan Survei IndEX Research.* /Instagram.com/@agusyudhoyono

PR SOLORAYA - Konflik internal yang terjadi di tubuh Partai Demokrat rupanya membawa nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) masuk ke empat besar kandidat kuat menuju pilpres 2024 berdasarkan Survei IndEX Research.

Meskipun begitu, nama Prabowo Subianto masih menjadi kandidat yang memimpin, disusul dengan nama Ridwan Kamil dan Ganjar Pranowo di posisi kedua dan ketiga.

Nama AHY yang mulanya stabil berada di papan bawah, pada empat bulan terakhir melesat masuk ke empat besar kandidat pilpres 2024.

Baca Juga: Resmi! Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah Lakukan Prosesi Lamaran Hari Ini, Begini Suasananya

"Prabowo, Kang Emil, dan Ganjar mantap sebagai top three capres 2024, dibayangi AHY yang tembus ke empat besar," ujar peneliti IndEX Research Hendri Kurniawan dalam siaran persnya.

Sebagaimana diberitakan BeritaDIY-Pikiranrakyat.com dalam artikel berjudul "Kudeta Moeldoko Lambungkan Elektabilitas AHY ke 4 Besar Bursa Capres, Salip Anies, Sandi hingga Susi", elektabilitas Prabowo diketahui fluktuatif di kisaran 19-22 persen.

Hasil ini tetap stabil sejak diadakannya survei pada bulan Mei 2020 hingga November 2020, sementara pada survei Maret 2021 telah mencapai 20,4 persen.

Baca Juga: Suaranya Sampai Terbata-bata, Krisdayanti Bersyukur Saat Diminta Hadiri Acara Lamaran Aurel Hermansyah

Begitu pula, Kang Emil yang sebelumnya (survei Mei dan November 2020) hanya 7-8 persen, kini bertengger di urutan kedua dengan elektabilitas 14,1 persen.

Ganjar dari survei sebelumnya (Februari 2020) hanya 9 persen, melejit ke 14-15 persen pada survei Mei dan November 2020, dan kini tergeser menjadi 13,5 persen.

"Prabowo masih sangat potensial dimajukan kembali pada Pemilu 2024 dengan lawan potensial antara Kang Emil atau Ganjar," kata Hendri.

Baca Juga: Puy Brahmantya Ungkap Alasan Dibalik Perceraiannya dengan Suami Usai 12 Tahun Membina Rumah Tangga

Kepala daerah di dua provinsi terpadat di Pulau Jawa itu dinilai potensial menjadi pemimpin nasional masa depan.

Yang menarik, lanjut Hendri, AHY dari awalnya (survei Agustus dan November 2020) hanya 1—2 persen, dalam waktu cepat menyalip sejumlah nama, kini elektabilitasnya mencapai 7 persen.

Di sisi lain Sandiaga Uno, dari 10—11 persen (survei Mei 2020) melorot menjadi 6,8 persen, sedangkan Anies dari 13 persen (Mei 2020), kini tinggal 6,3 persen.

Baca Juga: Vaksin Sinovac Kadaluarsa 25 Maret 2021, Waka DPD RI Sentil Kemenkes: Jika Tidak Prima Vaksin Akan Sia-sia

"AHY diuntungkan oleh pertarungan internal di Partai Demokrat sebagai capres unggulan dari kalangan oposisi," kata Hendri.

Sebagai catatan, Moeldoko yang mengudeta kepemimpinan Partai Demokrat hanya mampu meraih elektabilitas 0,4 persen atau di bawah 1 persen.

"Kesan AHY sebagai figur yang dizalimi tampaknya mendulang simpati dari publik," tandas Hendri.

Baca Juga: Tidak Kalah dengan Atta Halilintar, Intip Penghasilan Aurel Hermansyah dari Youtube, Nominalnya Capai Miliaran

Berbagai pernyataan yang dilontarkan SBY juga mencitrakan Demokrat tengah diobok-obok penguasa, seperti PDI kubu Megawati semasa Orde Baru yang berujung peristiwa 27 Juli 1996.

Selain itu, ada nama-nama, seperti Tri Rismaharini (4,6 persen), Erick Thohir (3,3 persen), Khofifah Indar Parawansa (2,7 persen), dan Giring Ganesha (2,1 persen). Berikutnya, Mahfud MD (1,6 persen), Puan Maharani (1,3 persen), Susi Pudjiastuti (1,1 persen), dan Airlangga Hartarto (1,0 persen).

Sisanya seperti halnya Moeldoko hanya di bawah 1 persen, antara lain Gatot Nurmantyo (0,7 persen). Mereka yang menyatakan tidak tahu/tidak menjawab 11,3 persen.

Baca Juga: Dikabarkan Bermasalah hingga ke Konsuler, Melaney Ricardo: Siapa Sih Rumah Tangga yang Gak Ada Masalahnya?

"Peta capres masih dinamis, apalagi masih banyak waktu hingga 3 tahun ke depan," ucap Hendri.

Survei IndEX Research dilakukan pada tanggal 25 Februari—5 Maret 2021 terhadap 1.200 orang mewakili seluruh provinsi di Indonesia.

Survei dilakukan melalui telepon kepada responden yang dipilih acak dari survei sebelumnya sejak 2018. Margin of error ±2,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.*** (Resti Fitriyani/Berita DIY)

Editor: Gracia Tanu Wijaya

Sumber: Berita DIY

Tags

Terkini

Terpopuler