PR SOLORAYA - Meski pemilihan presiden (Pilpres) masih digelar pada tahun 2024 mendatang, euforianya sudah terasa sejak saat ini.
Sejumlah tokoh dilaporkan mendapat atensi yang cukup besar dari masyarakat, berdasarkan hasil survei calon presiden.
Sosok Ketua DPR RI Puan Maharani juga digadang-gadang bakal mencalonkan diri pada Pilpres 2024 mendatang.
Padahal kader separtainya Ganjar Pranowo, juga digadang-gadang jadi pemimpin negara selanjutnya.
Baca Juga: Pasca Kolaps di Euro 2020, Fabrizio Romano: Christian Eriksen Tidak Akan Menyerah
Meski begitu, dukungan untuk Puan ternyata juga berasal dari sejumlah pihak.
Wajah puan juga terpampang di sejumlah baliho di beberapa ruas jalan di Jawa Timur.
Hal itu pun langsung menjadi sorotan sejumlah pihak, mulai pakar politik hingga musisi.
Sebagaimana diberitakan Pikiran Rakyat dalam artikel "Euro 2020: Mantan Pemain Manchester United Ini Mengatakan Gareth Southgate Adalah Aset Terbesar Inggris", pengamat politik Universitas Trunojoyo Madura, Surokim Abussalam, menilai kemunculan baliho-baliho itu sebagai pertanda Puan Maharani akan maju di Pilpres 2024.
"Saya menganggapnya sebagai pemanasan dan ekspansi basis dukungan agar lebih dekat dengan pemilih nasional," ucap Surokim Abdussalam dikutip dari Antaranews pada 12 Juni 2021.
"Ya, semacam penguatan untuk kampanye udara," tuturnya lagi.
"Puan ini sekarang, kan, medan kontestasinya nasional, jadi sudah waktunya ekspansi basis dukungan," imbuhnya.
Iwan Fals, sementara itu, mengatakan rekor akan tercipta seandainya Puan Maharani terpilih sebagai Presiden Republik Indonesia pada tahun 2024.
Jika Puan Maharani menjadi presiden, maka 3 generasi dari keluarganya mencicipi jabatan sebagai presiden. Pertama Soekarno, kedua Megawati, ketiga Puan Maharani.
"Wah klo bisa berarti pecah rekor nih kayaknya, bapak, anak & cucu jadi presiden," tulis Iwan Fals di akun Twitter @iwanfals pada 13 Juni 2021.
Belum ada pernyataan langsung dari Puan Maharani yang menyatakan dirinya akan maju di Pilpres 2024.
Teranyar, survei nasional SRMC yang dilakukan pada 28 Februari hingga 8 Maret 2021 dan melibatkan 1.064 responden, tingkat keterpilihan Puan Maharani masih relatif rendah yakni 0,8 persen.*** (Rio Rizky Pangestu/Pikiran Rakyat)