Makam Batoro Katong Diziarahi oleh Keluarga Besar Kasunanan Surakarta, Begini Sejarahnya

22 Maret 2022, 13:40 WIB
Sejarah mengenai Batoro Katong dan alasan keluarga Kasunanan Surakarta rutin melakukan ziarah ke makam Batoro Katong /Intan Sherly Monica/BeritaSoloRaya.com

BERITASOLORAYA.com – Makam Batoro Katong terletak di Setono, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo.

Makam Batoro Katong selalu ramai diziarahi oleh masyarakat Ponorogo sebab merupakan tokoh penting dalam sejarah berdirinya Kabupaten Ponorogo.

Makam Batoro Katong juga selalu rutin diziarahi oleh rombongan dari keluarga Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

Diketahui rombongan dari Kasunanan Surakarta berangkat sejak pagi dan tiba di Ponorogo langsung menuju ke makam Batoro Katong.

Baca Juga: Benarkah Wikipedia Tidak Kredibel? Ini Jawaban dari Pakar Media

“Rombongan berangkat dari Surakarta pukul 7, tetapi kebetulan saya dan istri berangkat sejak kemarin untuk mengikuti sarasehan di Ngebel,” ujar Kanjeng Wirabhumi, sebagaimana yang disampaikan kepada tim BeritaSoloRaya.com saat wawancara eksklusif.

Kanjeng Wirabhumi merupakan pasangan dari Gusti Moeng, sosok perempuan hebat adik dari Pakubuwono XIII.

Kegiatan ziarah makam di makam Batoro Katong dipimpin secara langsung oleh Gusti Moeng, dengan didampingi oleh Gusti Kanjeng Ratu Timoer Rumbai Kusuma Dewayani, GKR Ayu Koes Indriyah, dan Sentono Dalem Karaton Surakarta.

Baca Juga: Pawang Hujan di Sirkuit Mandalika Disorot Tajam Rocky Gerung: Sungguh Ironi Ketika Negara...

Menurut sejarahnya, Raden Batoro Katong atau yang memiliki nama asli Lembu Kanigoro merupakan seorang putra Prabu Brawijaya V dari seorang selir bernama Putri Campa yang diketahui telah beragama Islam.

Saat Kerajaan Majapahit mulai menunjukkan tanda-tanda akan runtuh, saat itulah kakak tertua Batoro Katong yang bernama Lembu Kenongo mengganti nama menjadi Raden Patah.

Raden Patah itu pula yang mendirikan Kesultanan Demak Bintoro.

Batoro Katong pun ikut serta dengan kakaknya di wilayah Demak sekaligus berguru secara langsung dengan Wali Songo untuk mengetahui lebih dalam tentang ajaran agama Islam.

Baca Juga: Aturan Baru Menteri PANRB untuk PNS dan PPPK, Berikut Link Resminya

Diketahui Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama kali di pulau Jawa yang didirikan  langsung oleh Raden Patah.

Selama Kerajaan Demak berkuasa, Batoro Katong diutus untuk menyebarkan ajaran Islam di wilayah timur Gunung Lawu, salah satunya adalah di Ponorogo.

Secara singkat, setelah Kerajaan Demak runtuh maka muncullah kerajaan Mataram Islam yang berpusat di Surakarta.

Baca Juga: Proses dan Mulai Terima SK PPPK Guru Tahap 1 & 2, Info Resmi dari BKN, Tenaga Pendidik Harus Siap-siap

Namun seiring berjalannya waktu, Kerajaan Mataram Islam tersebut akhirnya terpecah menjadi dua, yakni Karaton Kasunanan Surakarta di Solo dan Karaton Kasultanan Yogyakarta di Jogja.

Ada keterkaitan yang kuat antara Kerajaan Mataram Islam dengan Kerajaan Demak, yakni Mataram Islam secara resmi didirikan oleh Panembahan Senopati yang merupakan anak angkat dari Jaka Tingkir selaku pewaris tahta Demak.

Dengan demikian, hubungan antara Kerajaan Mataram Islam dengan Batoro Katong sebenarnya juga sangat erat, bahkan setelah Mataram Islam terpecah sekalipun.

Baca Juga: Ketua MK akan Nikahi Adik Presiden Jokowi, Gibran: Lha Itu Sudah Tahu

Batoro Katong juga merupakan tokoh penting yang turut memperjuangkan kerajaan Mataram Islam.

Hingga saat ini Kasunanan Surakarta merupakan penerus Kerajaan Mataram Islam masih mendatangi makam Batoro Katong di Ponorogo untuk berziarah.

Sebagaimana yang dilakukan oleh Gusti Moeng, yang merupakan adik perempuan dari Pakubuwono XIII, bersama dengan rombongan keluarga mendatangi makam Batoro Katong untuk kirim doa.

Baca Juga: Sukses dengan Gelar Ratu Musim Panas, Red Velvet Siap Menjadi Ratu Semua Musim dengan Feel My Rhythm

“Ziarah kubur atau kirim doa dilaksanakan setiap menjelang bulan Puasa, atau disebut dengan istilah ruwahan,” ujar Gusti Moeng.

Ritual adat ziarah makam tersebut sejatinya merupakan hal wajib yang selalu dilaksanakan saat mendekati bulan suci Ramadhan, untuk mendatangi makam para leluhur dan mengirim doa.

“Itu kan kewajiban Karaton surakarta untuk selalu sowan atau menyambangi para leluhur, tidak hanya di Ponorogo, juga ada di beberapa tempat lain, salah satunya nanti di Grobogan itu tanggal 24,” tutur Gusti Moeng.

Baca Juga: Luar Biasa, Red Velvet Catat 516. 866 Pre-order untuk Album The ReVe Festival 2022 - Feel My Rhythm

Menurut penjelasan Gusti Moeng, ritual adat kirim doa tahun ini akan ditutup di Madura, sebab  di sana ada makam ibu mertua dari sinuhun Pakubuwono IV yang melahirkan Pakubuwono ke V dan ke VII.

Terakhir, Gusti Moeng menegaskan bahwa ada runtutan sejarah sangat panjang yang melibatkan Batoro Katong dalam perkembangan kerajaan Mataram Islam yang saat ini diteruskan oleh Kasunanan Surakarta.

Untuk itu, Gusti Moeng beserta seluruh keluarga ndalem berusaha agar setiap tahun bisa mengadakan ritual adat kirim doa untuk seluruh leluhur yang tersebar di tanah Jawa.***

Editor: Dian R.T.L. Syam

Tags

Terkini

Terpopuler