Pidato Singkat HUT RI ke 77 Peringatan 17 Agustus Kemerdekaan, Inspirasi dari Ganjar Pranowo

31 Juli 2022, 22:16 WIB
Berikut pidato singkat HUT RI ke 77 untuk peringati hari kemerdekaan Indonesia 17 Agustus tahun 1945 yang terinspirasi dari Ganjar Pranowo /Humas Pemprov Jateng/


BERITASOLORAYA.com - Menjelang hari kemerdekaan Indonesia 17 Agustus, tentunya banyak yang mencari contoh pidato HUT RI ke 77.

Atas hal itu, akan disajikan pidato singkat HUT RI ke 77 untuk memperingati hari kemerdekaan Indonesia 17 Agustus yang terinspirasi dari pidato Ganjar.

Dikutip BeritaSoloRaya.com dari jatengprov.go.id berikut contoh pidato singkat HUT RI ke 77 untuk memperingati hari kemerdekaan Indonesia 17 Agustus tahun 1945 yang terinspirasi dari Ganjar.

Baca Juga: Indonesia Antusias Jadi Tuan Rumah ASEAN Para Games 2022 Gantikan Vietnam, Ini Alasan Pentingnya

Bismillahirohmaanirrohiim.

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Salam sejahtera bagi kita semua
Om swastiastu
Namo buddhaya
Salam kebajikan.

Yang Terhormat....

Sebagimana ungkapan Gus Dur, orang tidak akan bertanya apa agamamu, apa sukumu ketika berbuat baik.

Begitupun pada masa perjuangan setelah kemerdekaan ini sudah semestinya kita tidak membedakan suku, agama atau pun ras.

Tidak peduli warna kulit, rambut, jenis kelamin, kaya atau miskin, semua sama di mata negara.

Founding fathers bangsa sudah memberi contoh lewat perbuatan, bukan sekadar gembar-gembor persatuan. Mereka berdarah-darah menegakkan kemerdekaan Indonesia.

Baca Juga: Piala AFF U16 Indonesia vs Filipina, Menpora: Mudahan-mudahan Main Bagus Tanpa Beban

Sebenarnya kita pun mewarisi semangat itu. Namun karena kadang kita memupuk borok dalam dada, membuat kita terlena hingga dengan rasa tanpa dosa saling menghina dan mencerca, bahkan ada yang nekad hendak mengganti Pancasila.

Pancasila sebagai dasar Republik Indonesia adalah harga mati. Tidak dapat ditawar dan harus ditanam sedalam-dalamnya di Bumi Pertiwi.

Pancasila inilah yang merupakan induk semangnya negara ini, di dalamnya bersemayam ajaran-ajaran agama: Hindu, Budha, Islam, Katolik, Kong Hu Chu dan Kristen. Di dalamnya bersemayam spirit-spirit berasaskan kebudayaan Nusantara.

Sejarah telah mencatat, setelah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan pada 17 Agustus 1945 sistem pemerintahan sempat berganti menjadi Republik Indonesia Serikat pada 27 Desember 1949.

Baca Juga: Cara Jitu Menyikapi Penyebaran Berita Hoax di Media Sosial

Akan tetapi, pada akhirnya sejak 17 Agustus 1950 Tanah Air ini kembali tegak berdiri sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Hal itu Sampai kapan? Seperti ungkapan Bung Karno, “Di atas kelima dasar itulah (Pancasila) kita mendirikan Negara ndonesia yang kekal dan abadi.”

Bung Karno juga mengatakan, “Jikalau saya peras yang lima menjadi tiga, dan yang tiga menjadi satu, maka dapatlah saya satu perkataan Indonesia yang tulen, yaitu perkataan gotong-royong.

Gotong-royong merupakan pembantingan – tulang bersama, pemerasan-keringat bersama, perjuangan bantu-binantu bersama. Amal semua buat kepentingan semua masyarakat, keringat semua buat kebahagiaan semua masyarakat. Ho-lopis-kuntul-baris buat kepentingan bersama!”

Tekad kebersamaan, senasib sepenanggungan inilah yang harus terus kita emban untuk menghadapi zaman.

Baca Juga: Jangan Buru-Buru Mendaftarkan Merek ke Kemenkumham, Ketahui Dulu 5 Hal Ini

Sejak Indonesia dilahirkan mendapat berbagai tantangan dan ujian persoalan berat, mulai dari seringnya bencana alam, korupsi, konflik sosial, gerakan separatisme dan radikalisme.

Belum lagi tantangan modernisasi yang bergerak seiring dentang jam. Jangan lagi ada niatan mengganti ideologi bangsa.

Jangan lagi ada ungkapan, “Ah kamu. Batak, ah kamu Irian, ah kamu Bugis, ah kamu Sunda, ah kamu Madura, ah kamu Jawa.” Jangan lagi ada perbincangan kita harus melompat jauh ke depan.

Wahai pemuda Indonesia, persiapkan mental dan akalmu. Jangan melempem berhadapan dengan bangsa yang lain, jangan berlaku lembek ketika ada yang mengejek.Kepalkan tekadmu, bulatkan semangatmu wahai pemuda.

Baca Juga: Kemdikbud Umumkan ini untuk PPPK 2022, Guru PG Swasta dan Negeri hingga Pelamar Umum Wajib Tahu

Saudara-saudaraku sebangsa, semua hal itu akan mampu kita hadapi dengan satu senjata, kebersamaan, yaitu Persatuan Indonesia !

Kita diciptakan atas satu jalinan sebagai sapu lidi, yang apabila ikatannya dilepas, ambyar kebangsaan kita, ambyar negara kita, ambyar Indonesia Raya.

Sejarah mengikat kuat kita, perasaan senasib sepenanggungan telah menyatukan kita bersama, dan Pancasila yang mendasari kita sebagai bangsa dan negara yang besar.

Yakinlah kecemerlangan bangsa Indonesia takkan lama lagi. Indonesia akan berjaya seribu windu lamanya, bahkan lebih. MERDEKA!

Wabillahitaufik wal hidayah
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Salam sejahtera bagi kita semua
Om swastiastu
Namo buddhaya
Salam kebajikan.***

Editor: Maulida Cindy Magdalena

Sumber: Jatengprov.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler