PR SOLORAYA - Upaya pencarian kapal selam KRI Nanggala-402 yang hilang kontak sejak Rabu, 21 April 2021 mulai mendapat secercah harapan.
Tim gabungan telah melakukan pencarian di titik terakhir keberadaan KRI Nanggala-402, yang melakukan latihan torpedo di perairan Bali.
Sebelumnya, petugas yang melakukan pencarian mulai mendapat petunjuk setelah ada tumpahan minyak di perairan dekat Celukan Bawang, Bali.
Baca Juga: Honda Akan Produksi 100 Persen Kendaraan Listrik pada Tahun 2040
Dilansir dari Antara, Kepala Pusat Penerangan Tentara Nasional Indonesia (TNI) Mayor Jenderal TNI Achmad Riad mengatakan di sekitar wilayah Celukan Bawang terdapat tumpahan minyak.
"Selain itu, juga ada daya magnet yang besar. Itu sudah mulai terdeteksi di daerah tersebut, sehingga sekarang sedang dilaksanakan terus pemantuan di wilayah tersebut, dengan memanfaatkan semua peralatan yang ada," ujar Riad.
Tim pencari saat ini memfokuskan pekerjaan mereka di wilayah yang berada kurang lebih 40 kilometer dari utara Celukan Bawang.
Baca Juga: China Kirim 165 Kapal di ZEE Filipina, Manila Langsung Ajukan 2 Protes Diplomatik pada Beijing
"Jadi kalau ditarik garis, jaraknya dari Celukan Bawang itu kurang lebih sekitar 23 nautical mile (mil laut) atau kurang lebih 40 kilometer di utara Celukan Bawang," katanya menambahkan.
Meski sudah ada sejumlah petunjuk, tim pencari belum bisa menemukan lokasi pasti keberadaan KRI Nanggala-402.
"Sampai saat ini memang belum bisa ditemukan secara pasti. Akan tetapi, di beberapa titik-titik ini mudah-mudahan dengan berbagai peralatan yang ada bisa segera ditemukan," ujar Kapuspen TNI dalam jumpa pers Jumat, 23 April 2021 ini.
Baca Juga: Tegaskan Larangan Warga India Masuk Indonesia, Kemenkumham: Pelayanan Visa Telah Dihentikan
Upaya pencarian dilakukan TNI AL dengan menerjukan puluhan kapal yang memiliki kekuatan sonar tinggi.
Selain 21 KRI, TNI juga mendapat bantuan dari kepolisian berupa empat kapal dan satu unit alat deteksi bawah laut atau remote operation vehicle (ROV).
Basarnas juga ikut andil membantu pencarian dengan menejukan dua unit kapal dan satu ROV.
Dalam peristiwa ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa keselataman 53 kru kapal selam adalah prioritas.***