Berdasarkan Hisab Hakiki Wujudul Hilal, PP Muhammadiyah Tetapkan Hari Raya Idul Fitri pada Kamis 13 Mei 2021

- 10 Mei 2021, 13:17 WIB
Ilustrasi teleskop.
Ilustrasi teleskop. /Pixabay/Lars_Nissen

PR SOLORAYA - Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah menetapkan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1442 H jatuh pada Kamis, 13 Mei 2021.

Penetapan tanggal tersebut diungkapkan dalam konferensi pers di Jakarta pada Senin, 10 Mei 2021, sebagaimana dikutip dari Antara.

PP Muhammadiyah menetapkan tanggal tersebut berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal (melihat wujud bulan secara nyata) Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah.

Baca Juga: Sebut Status ASN Berpotensi Lemahkan Kinerja KPK, Peneliti: Ada 2 Hal yang Bisa dilakukan

"PP Muhammadiyah berdasarkan metode hisab yang dipedomani Majelis Tarjih dan Tajdid bahwa Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1442 Hijriyah jatuh pada hari Kamis tanggal 13 Mei 2021," kata Sekretaris PP Muhammadiyah Agung Danarto.

Penetapan 1 Syawal itu berdasarkan hasil pemantauan hilal, ijtimak atau konjungsi antara matahari dan bulan jelang Syawal 1442 H yang terjadi pada Rabu, 12 Mei 2021, pukul 02.03 WIB.

Menurut pemantauan tersebut, hilal dinyatakan terwujud saat matahari terbenam di wilayah Yogyakarta.

Baca Juga: Terjaring OTT KPK, Ini Profil Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidayat, Sosoknya Ternyata Pernah Tuai Banyak Pujian

Pada saat terbenamnya matahari, bulan berada tepat di atas ufuk. Kemunculannya menandai 1 Syawal 1442 H yang jatuh pada Kamis, 13 mei 2021.

"Pada saat matahari terbenam, kita memperoleh data tinggi bulan 5 derajat 31 menit. Artinya ketika matahari terbenam bulan masih di atas ufuk belum terbenam dengan ketinggian 5 derajat 31 menit," jelas pakar falak Muhammadiyah Oman Fathurrahman.

Ia juga menjelaskan jika dalam hisab hakiki wujudul hilal, maka dimulainya bulan baru komariyah jika memenuhi tiga kriteria.

Baca Juga: Ungkap 10 Tips Wisata Aman di Tengah Pandemi, Anies Baswedan: Terima Kasih bagi yang Tak Mudik

Ketika memenuhi ketiga kriteria tersebut, Oman menambahkan, maka terpenuhilah syarat-syarat awal bulan.

Pertama, telah terjadi konjungsi (ijtimak), dan itu terjadi sebelum matahari terbenam, karena satu siklus satu bulan secara astronomis dari konjungsi ke konjungsi, atau dari ijtimak ke ijtimak.

Kedua, ketika terjadinya ijtimak harus terjadi sebelum terbenam matahari, karena pergantian bulan harus sesuai dengan pergantian hari.

Baca Juga: Demi Terciptanya Perdamaian, Presiden Sudan Selatan Salva Kiir Resmi Bubarkan Parlemen

Terakhir, pada saat terbenamnya matahari, posisi bulan masih di atas ufuk (horizon), untuk dapat memastikan bahwa matahari harus berada di sebelah barat bulan, begitu sebaliknya.

Sementara itu pemerintah melalui Kementerian Agama rencananya akan menggelar Sidang Isbat penentuan awal 1 Syawal 1442 Hijriyah pada Selasa besok, 11 Mei 2021.

"Isbat awal Syawal digelar 11 Mei 2021 atau 29 Ramadhan 1442 H," kata Dirjen Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kamaruddin Amin.

Baca Juga: Usai Bupati Nganjuk Terkena OTT KPK, Pemkab Nganjuk: Ruangan di BKD Disegel

Di sisi lain, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengingatkan kembali kepada umat Muslim untuk dapat memanfaatkan sisa-sisa waktu pada bulan Ramadhan dengan meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.

Ia turut berharap dengan telah melalui ibadah puasa selama sebulan ini, umat Muslim lebih bijak, baik dan menghindari segala hal negatif.

"Bagi kaum Muslimin, kami berharap bahwa puasa dan Idul Fitri dijadikan momentum untuk menghadirkan praktik keberagamaan dan keagamaan yang bersifat serba bijak, serba baik, dan menghindari segala hal negatif sebagai implementasi dari ketakwaan," pungkas Haedar.***

Editor: Nopsi Marga

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah