Santri Baru Tewas Akibat Dikeroyok, LaNyalla: Fasilitasi Konseling di Ponpes

- 26 Juni 2021, 18:37 WIB
Beredar kabar santri baru yang tewas akibat dikeroyok, Ketua DPD RI LaNyalla angkat bicara, ia menyebut perlunya fasilitas konseling.
Beredar kabar santri baru yang tewas akibat dikeroyok, Ketua DPD RI LaNyalla angkat bicara, ia menyebut perlunya fasilitas konseling. /Instagram/@LaNyallaMM1

PR SOLO RAYA - Seorang santri berinisial 'M' yang baru sebulan mondok mengembuskan napas terakhirnya setelah dikeroyok empat rekannya di salah satu pondok pesantren (Ponpes) di Ponorogo.

Kabar pengeroyokan tersebut sontak langsung mendapat sorotan dari Ketua DPD RI 2019-2024, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti.

LaNyalla meminta Kementerian Agama (Kemenag) dapat memfasilitasi ponpes dengan bimbingan konseling atau psikologi.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Besok 27 Juni 2021: Kekuatan Batin Capricorn Akan Membuat Banyak Kemajuan

Menurut LaNyalla, tindakan pelaku pengeroyokan terhadap santri 'M' di ponpes di Ponorogo itu didorong dengan adanya psikologi yang keliru.

Hal tersebut harus ditangani serius agar psikologi santri lebih baik dan agar tidak ada kejadian yang sama di ponpes lain.

“Saya kira ponpes perlu difasilitasi dengan konseling atau psikolog. Pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama dapat memfasilitasinya agar ada pendampingan lebih dari ponpes terhadap santri-santrinya," ujar LaNyalla.

Baca Juga: Ramalan Shio Tikus, Kerbau, Macan, Kelinci, Naga, dan Ular Besok, 27 Juni 2021: Buatlah Hidup Lebih Santai

"Karena dari peristiwa ini, kita bisa lihat, ada sesuatu yang salah mengenai psikologi santri dan perlu ditangani dengan serius,” pinta LaNyalla Mattalitti.

Anggota DPD asal Jawa Timur ini melanjutkan bahwa penting dilakukan pendampingan secara intensif terhadap para santri di setiap ponpes.

Belajar dari kejadian dari peristiwa menyedihkan di ponpes di Ponorogo, menurut LaNyalla, empat pelaku sedang mengalami guncangan moral.

Baca Juga: Kabar Transfer Harry Kane dan Jack Grealish, Fabrizio Romano: Tottenham Tolak Rp1,7 Triliun

Akan tetapi, ia menuturkan tindakan pengeroyokan yang berujung kematian tidak dapat dibenarkan.

"Selain itu penting juga dilakukan pendampingan psikologis bagi para pelaku. Karena saya yakin pelaku anak mengalami guncangan moral karena tidak menyangka perbuatan mereka sampai menyebabkan sang teman meninggal dunia. Namun tetap perilaku mereka tidak bisa dibenarkan,” ujar LaNyalla.

Dikutip PikiranRakyat-SoloRaya.com dari laman resmi DPD RI, kasus pengeroyokan dilakukan oleh empat orang santri terhadap santri 'M' yang mengambil uang milik temannya sebesar Rp100.000,00.

Baca Juga: Link Nonton Anime Tokyo Revengers Episode 12, Hinata di Masa Depan Masih Hidup, Misi Takemichi Sukses?

Pihak pengurus ponpes menjelaskan permasalahan tersebut sebenarnya sudah selesai setelah santri 'M' dan empat pelaku dimintai keterangan.

Akan tetapi korban mengalami luka di sekujur tubuh dan menyebabkan pendarahaan ke otak yang menyebabkan korban meninggal dunia.

Tindakan yang sudah melewati batas, LaNyalla meminta polisi untuk menerapkan peradilan anak bagi tiga pelaku yang diketahui berusia di bawah umur.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Bisa Tahu Kepribadian Hanya dengan Melihat Angka Terakhir Tahun Kelahiran

LaNyalla juga berpesan agar semua ini dapat menjadi pelajaran dan segera lakukan tindakan preventif untuk menghindari kejadian yang sama agar tidak terulang lagi.

“Kejadian ini harus menjadi pelajaran bagi pengasuh ponpes. Pembinaan yang baik sangat penting untuk menghindari kejadian-kejadian seperti ini,” pesan LaNyalla.***

Editor: Akhmad Jauhari

Sumber: DPD RI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah