Mengenang 1 Tahun Wafatnya Sapardi Djoko Darmono, Simak Profil Pujangga Kelahiran Solo

- 19 Juli 2021, 10:00 WIB
Sapardi Djoko Damono. Berikut profil Sapardi Djoko Damono, penyair kelahiran Solo yang meninggal dunia tepat 1 tahun lalu, 19 Juli 2020.
Sapardi Djoko Damono. Berikut profil Sapardi Djoko Damono, penyair kelahiran Solo yang meninggal dunia tepat 1 tahun lalu, 19 Juli 2020. /Instagram/@damonosapardi

PR SOLORAYA – Berikut profil Sapardi Djoko Damono, pujangga kelahiran Solo yang tutup usia tepat 1 tahun lalu, 19 Juli 2020.

Informasi profil Sapardi Djoko Damono berikut ini mengisahkan perjalanan hidup sang penyair kelahiran Solo tersebut sejak lahir hingga menelurkan banyak karya.

Anda bisa menyimak profil Sapardi Djoko Damono berikut dalam rangka mengenang karyanya yang luar untuk kemajuan dunia sastra Indonesia.

Baca Juga: 20 Link Twibbon Hari Raya Idul Adha 1442 H, Cocok Dibagikan di Media Sosial

Sapardi Djoko Damono tutup usia di umur 80 tahun di Eka Hospital BSD, Tangerang Selatan, pada 19 Juli 2020 pukul 09.17 WIB.

Sang penyair kini hanya meninggalkan karya-karya indahnya, dari puisi hingga tulisan cerpen.

Berikut profil Sapardi Djoko Damono, sang penyair terbaik yang dimiliki Indonesia.

Sapardi Djoko Darmono merupakan anak sulung dari pasangan Sadyoko dan Sapariah, sang ayah merupakan abdi dalem di Keraton Kasunanan.

Baca Juga: Sinopsis School 2017 Episode 11 Tayang di NET TV Sore Ini, Pelaku X Akan Segera Terbongkar

Lahir di Solo, Jawa Tengah, 20 Maret 1940, Sapardi Djoko Darmono sejak duduk di Sekolah Dasar memang gemar membaca karya sastra termasuk sajak penyair baik nasional maupun international.

Sapardi bersekolah di Sekolah Rakyat (SR) Kraton 'Kasatriyan' dan melanjutkan pendidikannya ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri II Solo.

Menginjak kelas 2 SMA sang pujangga mulai menulis puisi, bahkan diumurnya yang ke 17 tahun sajak yang dibuat oleh Sapardi menjadi karya wajib sampai tiga kali di pertemuan Kesenian Nasional Indonesia.

Baca Juga: Lowongan Kerja Nakes untuk Penanganan Covid-19 Kemenkes, Simak Informasi Selengkapnya

Sempat sembunyikan karya dari sang Ayah, Sapardi dengan percaya diri mengirimkan puisi-puisinya ke majalah sastra hingga dimuat di media ibu kota.

Bercita-cita menjadi seorang dosen, Sapardi mengenyam pendidikan tinggi di Fakultas Sastra, Universitas Gadjah Mada (UGM) Jurusan Bahasa Inggris.

Lulus tahun 1964 dari UGM, Sapardi Djoko Darmono mengajar di IKIP Malang cabang Madiun, Jawa Timur selama 4 tahun, kemudian dia melanjutkan di Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah.

Baca Juga: Cek Fakta, Prabowo Gantikan Jokowi dan DPR Gelar Pengunduran Diri Presiden? Ini Faktanya

Pada tahun 1970 hingga 1971, Sapardi memperdalam pengetahuan mengenau Humanities di Univesity of Hawaii, Amerika Serikat.

Sebagaimana diberitakan Pikiran-Rakyat.com dalam artikel berjudul “Profil Sapardi Djoko Darmono, Sang Pujangga yang Suka Baca Karya Sastra dan Sajak Sedari Kecil”, sejak 1974, Sapardi mulai mengajar di Fakultas Sastra Universitas Indonesia (UI).

Sekira tahun 1980-an, sang pujangga mendapatkan gelar doktor pada bidang Ilmu Sastra dengan disertasi yang berjudul 'Novel Jawa Tahun 1950-an: Telaah Fungsi, Isi, dan Struktur.'

Baca Juga: BKN Perpanjang Pendaftaran Seleksi CPNS 2021, Simak Informasi Lengkapnya

Pada tahun 1995 Prof. Dr. Sapardi Djoko Darmono dikukuhkan menjadi Guru Besar di Fakultas Sastra, Universitas Indonesia.

Supardi Djoko Darmono merupakan sastrawan yang sangat berpengaruh dan memiliki nama yang cukup besar bagi sastra di Indonesia.

Dari karyanya yang serius hingga kumpulan sajak indah, telah ditulis oleh Sapardi Djoko Darmono.

Halaman:

Editor: Akhmad Jauhari

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah