Biofuel Dianggap sebagai Energi Baru dan Terbarukan. Pemanfaat Tiap Tahun akan Terus Meningkat

- 27 November 2021, 04:13 WIB
Presiden Jokowi Sebut Dampak Pandemi Covid-19 Diluar Perkiraan dan Tidak Menduga Akan Seperti Ini
Presiden Jokowi Sebut Dampak Pandemi Covid-19 Diluar Perkiraan dan Tidak Menduga Akan Seperti Ini /Rizky Tri Sulistiawan /Sumber foto: Tangkapan layar YouTube Sekretariat Presiden

 

BERITASOLORAYA.com - Komitmen yang digaungkan oleh Presiden Jokowi pada UN Climate Change Conference lalu, telah dilakukan salah satunya dengan pemanfaatan BBN (biofuel). Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan, penggunaan biofuel diharapkan bisa mencapai 17,4 juta kilolitre (KL) (KL) pada 2024.

Pada 2019, realisasi pemanfaatan biofuel seiring dengan diterapkan mandatori biodiesel 20% (B20) adalah sebanyak 6,3 juta KL. Pada 2020, target pemanfaatannya naik menjadi 10 juta KL, 10,2 juta KL pada 2021, 14,2 juta KL di 2022, 14,6 juta KL pada 2023, dan 17,4 juta KL di 2024.

Baca Juga: Berhasil Menerapkan Digitalisasi Transaksi Bagi Pedagang Pasar, Gibran Rakabuming Raka Mendapatkan Penghargaan

Selain biodiesel sebagai bahan bakar nabati (biofuel), pemerintah juga mengembangkan bioethanol untuk kepentingan biofuel tersebut. Tentu pembaca ada yang bertanya-tanya, apa pembeda keduanya?

Bila didifinisikan secara sederhana biodiesel adalah minyak dari tumbuhan yang digunakan sebagai alternatif minyak solar. Biasanya, bahan baku yang digunakan adalah minyak sawit (CPO) atau daun jarak.

Sementara itu, bioethanol sebenarnya sama saja dengan biodiesel. Perbedaannya hanya dari prosesnya. Bahan bakar ini adalah turunan dari alkohol atau etanol yang dibentuk dari fermentasi biomassa tumbuhan, seperti ketela pohon, umbi-umbian, jagung, atau tebu.

Baca Juga: Berikut Makanan Yang Wajib Dijauhi Pengantin Wanita.

Karena berasal dari tumbuhan, biofuel dianggap sebagai energi baru dan terbarukan. Peran BBN itu adalah mengurangi peran dari bahan bakar fosil dan telah mendapat perhatian dalam transisi ke ekonomi rendah karbon.

 

Editor: Inung R Sulistyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x