Belajar dari Hoegeng: Tolak Suap dan Kemewahan, Saya Merasa Terhina

- 28 November 2021, 06:02 WIB
Rama Hoegeng menceritakan masa sekolahnya ke Najwa Shihab saat menjadi cucu jenderal Hoegeng Iman Santoso.
Rama Hoegeng menceritakan masa sekolahnya ke Najwa Shihab saat menjadi cucu jenderal Hoegeng Iman Santoso. /Kolase foto Instagram @najwashihab dan tangkapan layar YouTube Najwa Shihab
 
BERITASOLORAYA.com - Hoegeng Iman Santoso, nama lengkapnya dikenal seusai dirinya wafat.
 
Sosok yang begitu sederhana ingin merasa pantas menyandang gelar Iman Santoso, dan kini ia berhasil.
 
Belajar dari Hoegeng, beberapa rentetan gelar tak mengeggelapkan mata sebagai pejabat negara (kepolisian).
 
 
Tingkah sederhananya selalu terngingan di kepala dan menjadi pelajaran untuk kita semua.
 
Menurut anaknya, Aditya Soetanto Hoegeng ia bahkan tak ingin melukai tugas bapaknya yang begitu berat.
 
Hidupnya yang sederhana ia ajarkan kepada anaknya. 
 
 
Kisah Hoegeng, dikulik kembali Najwa Shihab, untuk mengingat dan mengingat, mengambil pelajaran dari Hoegeng.
 
Najwa Shihab 'Belajar dari Hoegeng', Jum'at, 26 November 2021. 
 
"Jadi tidak berasa jadi anak pejabat ya, walaupun jabatannya mentereng?" tanya Najwa. 
 
 
"Enggak, karena kita tidak boleh pakai fasilitas apapun, baik itu dari kantor ataupun minta tolong ajudan. Sebab itu bukan wewenang kita," jawab Aditya. 
 
Hoegeng sangat mencintai jabatan yang diemban. Meski seorang Kapolri, ia tak segan turun tangan di jalan langsung mengatur laju lalu lintas. 
 
" Jadi pernah suatu saat, Bapak mengatur lalu lintas di HI.
Iseng-iseng saya nanya, (Pak ngapain sih Ngatur Lalu Lintas?) Oh disitu dia marah.
Dia pukul meja, kenapa kamu malu? Saya walaupun bintang 4, tapi tetap saya seorang polisi.
Kalau ada hal-hal di jalan tidak semestinya, saya tidak bisa duduk tenang.
Dan tidak ada petugas, itu tugas saya, " jelas Aditya. 
 
 
Dilansir dari YouTube Najwa Shihab, Sosok Hoegeng yang dikenal anti suap dan kemewahan.
 
Menurutnya suap adalah penghinaan. Ia merasa terhina, jika menerima suap. 
 
Cerita dari Aditya, bahkan Bapaknya mengeluarkan barang apapun yang berbau suap.
 
 
Hal itu terjadi saat dirinya dan keluarga pindah tugas ke Medan.
 
Ketika tiba, seisi rumah telah penuh dengan furniture dari para pengusaha.
 
Namun Hoegeng menolak, ia mengeluarkan segalanya dan hanya menyisakan dipan dan handuk yang memiliki tulisan Investaris Polri. 
 
 
Menurut, saksi mata, Panda Nababan seorang politikus senior, Pak Hoegeng adalah orang yang memiliki karakter tegas, ia merasa terhina atas bentuk suap dalam bentuk apapun. 
 
"Saya terus terang saat menjadi wartawan Tina Harapan, saat ke Mabes Polri, ingin mewawancarai ya, tiba-tiba ada pengusaha lari keluar.
Pak Hoegeng setengah mengejar, Pak kenapa Pak? Saya bilang.
Ia berkata, Orang itu gak punya sopan, orang itu menghina saya.
Jadi Pak Hoegeng mengartikan yang mau menyuap itu menghina dirinya," ucap PN.***

Editor: Novrisia Yulisdasari

Sumber: YouTube nazwa shihab


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x