Network
Prestasi gemilang Tito berlanjut. Ia diberangkatkan ke Inggris, berkuliah di Universitas Exter untuk mekengkapi wawasan akademisnya. Tito meraih gelar MA bidang Kepolisian pada 1993.
Lalu, pada 1996 untuk pendidikan profesinya dalam kepolisian, Tito berhasil lulus Strata 1 pada Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK). Di PTIK pula Tito mencatatkan diri sebagai lulusan terbaik dengan predikat Bintang Wiyata Cendikia.
Begitu juga saat Tito menempuh pendidikan kepemimpinan di Lemhanas pada 2011, ia pun berhasil meraih predikat lulusan terbaik.
Baca Juga: Penyebab dan Cara Mengatasi Sariawan, Simak Penjelasan Dokter Saddam Ismail
Melengkapi sisi intelektual-akademiknya, Jenderal Bintang Empat Polisi asal Palembang Sumatera Selatan ini pada 2017 meraih gelar profesor.
Tito Karnavian, dikukuhkan sebagai Guru Besar Terorisme Bidang Ilmu Kepolisian Studi Strategis Kajian Kontra Terorisme di STIK-PTIK.
Dalam jejak profesinya sebagai polisi, karir Tito juga terbilang cemerlang. Setiap posisi jabatan dan penugasannya tak lepas dari torehan prestasi.
Sejak berkarir sebagai Perwira Kepolisian, Tito dinilai sukses dalam mengungkap sejumlah kasus besar. Misalnya pada 2000 - 2002 saat menjabat Kasat Serse Polda Metro Jaya, Tito berhasil mengungkap kasus bom di Kedubes Philipina (2000).
Baca Juga: Atasi Batuk Kering Secara Alami dengan Ini, Berikut Penjelasan Dokter Saddam Ismail
Kemudian, bom Bursa Efek Jakarta (2001) serta bom malam natal (2001) juga bom Plaza Atrium Senen Jakarta.
Pada masa Kapolri Jenderal Surojo Bimantoro, Tito dianugerahi kenaikan pangkat satu tingkat dari Kompol menjadi AKBP.
Ketika itu, Tito memimpin tim kecil yang diberi nama Tim Cobra dan dinilai berhasil menangkap otak pelaku pembunuhan hakim Saifudin Kartasasmita.
Dengan pangkat AKBP ia lantas diberi amanah menjabat Kasat Serse Keamanan Negara (Kamneg) di Polda Metro Jaya.
