Lebih lanjut Menko Polhukam juga berharap publik jangan berpendapat dulu dan biarkan Polri yang memproses.
“Saya tidak punya pendapat siapa yang salah apakah Brigadir J atau Sambo atau Bharada E atau siapa,” terangnya.
Menko Polhukam mengatakan kasus tersebut diikuti oleh beberapa faktor yang membuatnya lebih lama dan sulit diselesaikan, ketika menemui orang tua Brigadir J di kantornya.
Baca Juga: Pelosi Puji Taiwan, China Langsung Adakan Latihan Militer
Dia mengatakan, “Maaf ini tidak sama dengan kriminal biasa, sehingga memang harus bersabar karena ada psiko-hierarki, ada juga psiko-politisnya.”
Faktor psiko-hierarki dan psiko-politis yang dianggap membuat kasus ini memakan waktu lama tidak dijelaskan secara detail oleh Menko Polhukam.
Dengan adanya kemajuan-kemajuan dalam penyelidikan, menurutnya sudah merupakan perkembangan yang bagus.
Baca Juga: Festival Musik Head In The Clouds Oleh 88Rising, Akan Digelar di Pantai Indah Kapuk Jakarta
Jika melihat ke belakang, kasus penembakan Brigadir J baru diumumkan tiga hari kemudian dari waktu kejadian pada 8 Juli 2022.
Hal tersebut membuat publik ribut dan bertanya-tanya akan kebenaran dibalik kasus Brigadir J yang disebut-sebut melakukan pelecehan seksual.