“Mataram Islam disini semua bentuk ornamen kita ambil dari Mataram Islam antara Jogja dan Solo. Untuk yang Jogja itu floranya, tanaman begitu lebih simple. Kalau ukiran Solo kan lebih detail itu untuk faunanya, hewan-hewannya,” ujar Pandji.
Pandji turut menjelaskan visualisasi tema Mataram Islam yang akan diterapkan di lokasi ‘ngunduh’ mantu, antara lain mrajak sewu dan cengkir gading.
“Kalau untuk Mataram Islam itu kami bikin satu visual diantaranya adalah di sebelah kanan ini. Ini adalah mrajak sewu. Mrajak sewu ini kita ambil dari konsep berdirinya kerajaan Mataram Islam,” jelasnya.
Baca Juga: Gubernur Isran Tak Setuju Tenaga Honorer Dihapus, Alasannya Menohok!
“Jadi sebuah punden gitu dengan bawahnya tuh ornamennya itu di cover dengan daun jati yang kita imajinasikan sebagai daun jati dari alas Donoloyo dimana disitu berdirinya Keraton Jogja dan Keraton Solo,” sambungnya menjelaskan.
Kemudian, sebagai pelengkap dekorasi ada mrajak sewu dengan lombok (cabai) sebagai simbol memohon kepada alam agar mendukung semua rangkaian acara ini
Sementara itu, cengkir gading memiliki filosofi bahwa suatu kegiatan sudah melalui proses pemikiran dan pertimbangan yang sungguh-sungguh.
Baca Juga: Siap-Siap Sambut Seleksi CASN 2023, Menpan RB Sebut Dua Kategori Ini Jadi Prioritas
“Kalau untuk cengkir gading itu adalah sebuah filosofi dimana kenceng e pikir bahwa ini sebuah kegiatan yang memang dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan sudah dipertimbangkan,” pungkas Pandji.***