Berkat kecakapannya dalam dunia penulisan, Lasminingrat telah berhasil menulis buku yang berjudul Tjarita Erman. Buku ini merupakan sebuah buku terjemahan dari buku belanda dengan judul Christoph Von Scmid.
Baca Juga: HORE, ASN dan Pensiunan Terima THR 2023 dan Gaji ke-13 Awal April, Catat Tanggal dan Besarannya
Kemampuan menulis Lasminingrat dibuktikan lagi dengan terbitnya buku kedua yang berjudul Warnasari atau Roepa-roepa Dongeng Jilid I. Hasil karya Lasminingrat ini adalah terjemahan buku Vertelsels uit het wonderland voor kinderen, klein en groot (1872) tulisan Marchen von Grimm dan JAA Gouverneur.
Roepa-Rupa Dongeng berlanjut ke jilid II dengan masih bersumber pada buku yang sama. Buku-buku Lasminingrat telah menjadi buku pelajaran di Garut, bahkan Luar jawa dengan terjemahan bahasa melayu.
Pernikahannya dengan Bupati Garut membuatnya beralih menuju ranah pendidikan, pada utamanya adalah pendidikan bagi para wanita Sunda. Dia mendirikan Sakola Keutamaan Istri yang mengajarkan tentang baca, tulis dan pemberdayaan perempuan.
Lasminingrat memang tidak sepopuler Kartini dan Dewi Sartika yang sama-sama memperjuangkan emansipasi wanita pada masa kolonial Belanda. Beliau ada sebelum Kartini dan Dewi Sartika lahir.
Meskipun begitu, apa yang telah menjadi karya dari Lasminingrat tetap dikenang dengan tulisannya yang menjadi buku bacaan wajib di Sekolah Rakyat wilayah Jawa Barat.
Bukti kongkrit Lasminingrat masih diingat adalah bangunan sekolah yang menjadi perjuangannya dijadikan Bengunan Cagar Budaya yang masih berdiri dan terawat di Kota Garut.***