Kemudian wilayah Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, hingga wilayah Sulawesi Tenggara juga diprediksi mengalami musim kemarau ekstrem dan curah hujan paling rendah.
Tidak hanya curah hujan rendah saja, namun fenomena El Nino akan membawa dampak untuk sebagian wilayah Indonesia mengalami kondisi tanpa hujan sama sekali sampai dengan bulan Oktober nanti.
Oleh karena itu, Fachri meminta semua elemen untuk mewaspadai potensi kekeringan akibat fenomena El Nino di wilayah Indonesia ini.
“Jadi harus tetap waspada akan potensi terjadinya kekeringan,” ucapnya.
Kekeringan yang ditimbulkan tentunya berdampak terhadap sektor pertanian yang mengakibatkan gagal panen.
Baca Juga: Mendagri Peringatkan Pemda Terkait El Nino dan Kekeringan, Temukan Strategi untuk Cegah Inflasi
Gagal panen yang terjadi tentu mempengaruhi ketahanan pangan, lalu ketersediaan air yang semakin menipis, hingga kebakaran hutan dan lahan.
Melihat dampak yang tidak main-main dari fenomena El Nino tersebut, BMKG membutuhkan kerjasama dari stakeholder kementerian, lembaga, pemerintah daerah, hingga masyarakat untuk bersama-sama berperan dalam meminimalisir dampak kekeringan yang berpotensi akan terjadi.***