Network
BERITASOLORAYA.com– Sampai saat ini, wilayah Indonesia masih mengalami kemarau panjang dan kering dampak dari fenomena El Nino.
Dilansir BeritaSoloRaya.com dari laman resmi BMKG pada 4 Oktober 2023, lalu, kemarau panjang dan kering ini pada akhirnya menimbulkan permasalahan seperti kekeringan, ketersediaan air bersih, situasi pertanian, hingga antisipasi dan penanganan kebakaran hutan dan lahan atau karhutla.
Oleh karenanya, Presiden Jokowi bersama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG mengadakan rapat terbatas guna membahas mitigasi dampak yang ditimbulkan dari kemarau panjang dan kering yang sedang melanda wilayah Indonesia.
Baca Juga: WASPADA! BMKG Sebut Bulan Agustus-September, 63 Persen Wilayah Zona Musim Indonesia Dilanda Kemarau
Di dalam rapat tersebut, Dwikorita Karnawati sebagai Kepala BMKG menyampaikan bahwa berdasarkan dari data satelit, fenomena El Nino yang menyebabkan musim kemarau panjang dan kering masih berlangsung hingga akhir Oktober nanti.
Kemudian, barulah di bulan November diperkirakan mulai turun hujan karena angin monsun yang mulai masuk dan melintas dari arah Asia.
Dengan demikian, kemarau panjang dan kering dampak dari El Nino akan segera berakhir secara bertahap seiring dengan turunnya hujan di bulan November.
Baca Juga: Antisipasi Dampak El Nino Berkepanjangan, Pemerintah Siapkan KUR Alsistan Rp5 Milyar untuk Petani
“Alhamdulillah karena adanya angin monsun dari arah Asia sudah masuk mulai November, jadi Insyaallah akan mulai turun hujan di bulan November,” ungkap Dwikorita.
“Artinya, pengaruh El Nino akan mulai tersapu oleh hujan sehingga diharapkan kemarau kering Insyaallah berakhir secara bertahap,” sambungnya.
Meski disebutkan kalau kemarau panjang dan kering akan berakhir sebentar lagi, namun Kepala BMKG tetap menghimbau kepada masyarakat untuk tetap berhati-hati terhadap nyala api.
Hal ini disebabkan kondisi kering yang dialami sampai saat ini mengakibatkan kebakaran akan sulit untuk dipadamkan.
Perlu diketahui bahwa El Nino merupakan fenomena iklim yang dapat memengaruhi pola cuaca di berbagai wilayah yang menyebabkan kemarau panjang dan cuaca ekstrem.***
