Semua anggota PGHB memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda dan pada umumnya bekerja di Sekolah Dasar serta Sekolah Rakyat Angka Dua.
Baca Juga: KLAIM SEKARANG! Tambahan Uang Jajan Saldo Gratis DANA Kaget Hari Ini 25 November 2023 Rp90 Ribu
Dalam sistem pembelajaran, mereka menggunakan bahasa lokal yang dipadukan dengan bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar.
Selain PGHB, juga terdapat Himpunan Guru Pembantu (PGB), Persatuan Guru Desa (PGD), Himpunan Guru Ambachtsschool (PGAS), Persatuan Normaalschool (PNS), serta Hogere Kweekschool Bond (HKSB).
Adapula organisasi guru dengan nuansa pendidikan agama, seperti Christelijke Onderwijs Vereniging (COV), Katholieke Onderwijs Bond (KOB), serta Vereniging Van Mulo Leerkrachten (VVM). Selain itu, juga ada organisasi semua guru tanpa memandang kelompok agama yang disebut Nederlands Indische Onderwijs Genootschap (NIOG).
Namun seiring berjalannya waktu, guru tidak hanya berperan dalam perbaikan dan persamaan hak-hak dengan Belanda, tetapi juga menjadi bagian dalam perjuangan nasional untuk kemerdekaan.
Baca Juga: Apa Saja Parfum yang Digunakan para Selebriti Korea? Cari Tahu Deretan Namanya di Sini
Karena itulah kemudian di tahun 1932, PGHB diubah menjadi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Pemakaian kata Indonesia mengejutkan Belanda dan mereka tidak menyukainya.