Kecewa dengan All England 2021, Greysia Polii Sindir BWF Terkait Kejadian Olimpiade 2012

19 Maret 2021, 19:01 WIB
Kecewa dengan All England 2021, Greysia Polii Sindir BWF Terkait Kejadian Olimpiade 2012. /Instagram/@greyspolii

PR SOLO RAYA – Greysia Polii, pebulutangkis ganda putri Indonesia yang berpasangan dengan Apriyani Rahayu, menjadi salah satu pemain yang tegas mengkritik BWF akibat kejadian di All England 2021.

Email NHS (National Health Security) yang diterima oleh 20 dari total 24 orang kontingen Indonesia, mengharuskan mereka menjalani isolasi selama 10 hari. Alasannya yakni tim Indonesia berada dalam satu penerbangan, yang dikonfirmasi terakhir telah terindikasi Covid-19.

Menanggapi regulasi pemerintah Inggris tersebut, BWF bersama penyelenggara All England 2021 secara otomatis membatalkan partisipasi seluruh wakil Indonesia di turnamen tersebut.

Padahal, sebelumnya sudah ada empat wakil Indonesia, yang telah memastikan masing-masing tempat di babak 16 besar.

Baca Juga: Jonatan Christie: Jika Mengira Kami Akan Lemah Karena Ini, Anda Salah Besar

Baca Juga: Terkurung di Hotel Inggris Usai Didepak dari All England, Tim Indonesia ke Jokowi: Tolong Pulangkan Kami Pak

Greysia Polii dan Apriyani Rahayu, walau tidak main pada Rabu, 17 Maret 2021 waktu Birmingham, termasuk salah satu dari empat wakil yang lolos ke babak 16 besar karena mendapat bye dari hasil undian.

Lewat unggahan di akun Instagramnya, Greysia Polii yang sudah menjadi senior di ganda putri jelas sangat geram dan kecewa. Ia tidak segan mengkritik BWF yang tidak siap menyelenggarakan All England 2021.

“Tapi yang jadi KOENTJI itu adalah @bwf.official harus tanggung jawab cari letak permasalahan di mana, kasih perlindungan untuk atletnya, CARI SOLUSI, kasih kejelasan. BWF HARUS ADIL DAN JELAS!!!!!!,” tegas Greysia Polii sebagaimana dikutip Pikiranrakyat.Soloraya.com dari akun Instagram @greyspolii.

Greysia Polii memahami regulasi pemerintah Inggris memang harus dipatuhi. Namun, kejadian yang menimpa tim Indonesia, menurutnya adalah buah dari tidak bertanggung jawabnya BWF.

Tidak habis mengkritik, Greysia Polii juga menyindir BWF lewat unggahan cerita di Instagram. Ia mengungkit kembali kejadian di Olimpiade 2012.

Baca Juga: Menpora Sebut Jokowi Minta Kasus All England Tak Didiamkan: Perlakuan Tidak Baik Harus Dipersoalkan

Baca Juga: Suasana Prosesi Siraman Aurel Hermansyah: Air Mata Anang Hermanyah Mengalir Deras

“Remember @bwf.official, Olympic 2020 is coming up on July 2021. Learn from your mistake @bwf.official. Though the world are changed your behaviour is still the same, never change since Olympic 2012,” geram Greysia Polii sebagaimana dikutip Pikiranrakyat.Soloraya.com dari akun Instagram pribadinya.

Olimpiade 2012 dilaksanakan di London pada 27 Juli hingga 12 Agustus. Tahun itu, tradisi medali emas Indonesia dari bulu tangkis terputus.

Pencapaian terbaik hanya didapat oleh ganda campuran Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir di semifinal. Namun, mereka juga harus kandas dalam meraih babak final, juga merebut medali perunggu.

Berikut ini adalah kejadian memilukan yang dihadapi Greysia Polii pada Olimpiade 2012 di London.

Greysia Polii dan Insiden Main Sabun di Olimpiade 2012

Greysia Polii waktu itu berpasangan dengan Meliana Jauhari. Mereka berada di grup C dan berhadapan dengan ganda putri Korea Selatan, Ha Jung Eun dan Kim Min Jung.

Pertandingan ganda putri ini dianggap tidak dilakukan dengan serius, sehingga wasit kehormatan Thorsten Berg memberikan keduanya kartu hitam.

Sebelumnya wasit telah memberhentikan pertandingan sebanyak empat kali, permainan yang saling berupaya kalah dianggap guna menghindari pertemuan lanjutan dengan ganda putri nomor satu asal China, Wang Xiaoli dan Yu Yang.

Setelah diprotes baik dari pihak Indonesia dan Korea Selatan, wasit kehormatan kembali menarik kartu hitamnya dan pertandingan dilanjutkan.

Hingga pada akhirnya, Greysia Polii dan Meliana Jauhari harus kalah dari ganda putri Korea Selatan dengan skor 18-21, 21-12, dan 21-14.

Dalam banyak wawancara, Greysia Polii mengungkapkan kejadian di Olimpiade 2012 adalah titik terendahnya sebagai pebulu tangkis profesional.

Ia sempat mengatakan jika tahun 2012 adalah olimpiade terakhirnya. Termasuk keinginan untuk segera gantung raket.

Walau demikian, perolehan Greysia Polii kembali membaik, terutama saat dia berhasil merebut emas Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan bersama Nitya Krishinda Maheswari.

Kini, kejadian bersinggungan dengan BWF kembali terjadi. Kali ini Greysia Polii kembali mengungkit pengalamnnya sewaktu Olmipiade 2012 dengan All England 2021. Apalagi, dua kejadian ini sama-sama terjadi di Inggris.***

Editor: Linda Rahmadanti

Sumber: Instagram @movreview

Tags

Terkini

Terpopuler