PR SOLORAYA – Kalangan akademisi memiliki tugas untuk mengkaji sebuah bidang ilmu pengetahuan lalu menuliskan gagasannya terkait hal tersebut.
Ahmad Junaidi dari Monash University angkat bicara terkait hal tersebut, ada fenomena bernama “kutukan ilmu pengetahuan” yang mengiringinya.
Menurut Ahmad Junaidi, kalangan akademisi cenderung kurang memperhatikan upaya membumikan sains kepada masyarakat.
Baca Juga: Umumkan Positif Covid-19, Hanung Bramantyo: Virus Bisa Mengenai Siapa pun, Sudah Vaksin, Atau Belom
Ahmad Junaidi lalu mengutip pernyataan profesor UII Yogyakarta, Edy Suandi Hamid, bahwa kurang menyebarnya riset yang banyak tersebut sebagai “pemborosan besar hasil riset”.
Salah satu penyebabnya adalah kalangan akademisi di Indonesia dituntut untuk menyebarkan gagasannya dalam tulisan di jurnal internasional bereputasi.
Ada gaya penulisan yang lebih sering digunakan mereka menurut Ahmad Junaidi yakni “academese”, sebuah gaya bahasa tinggi.
“Ini menunjukkan bahwa penggunaan bahasa yang tinggi dan rumit merupakan ciri khas yang dilanggengkan oleh budaya publikasi dalam dunia akademik,” tutur Ahmad Junaidi.