Resiko Transformasi Digital untuk Siswa. Dari Aspek Fisik, Psikologis, Hingga Sosial

- 1 Januari 2022, 13:03 WIB
 Ilustrasi sekolah online.
Ilustrasi sekolah online. /pexels.com/Julia M Cameron/

BERITASOLORAYA.com - Transformasi Digital yang dimulai pada tahun 1980 telah mendorong transformasi pada berbagai aspek kehidupan, termasuk ekonomi dan sosial dan pendidikan.

Transformasi digital juga telah dipercepat dengan adanya status pandemi untuk Coronavirus Disease.

Dalam bidang pendidikan, kini semua aktivitas belajar mengajar dilaksanakan secara daring (dalam jaringan) atau online.

Baca Juga: Faktor Manusia Dalam Kebocoran Big Data. Consent Form Jadi Salah Satu Penguat

Namun, aktivitas pembelajaran yang dilaksanakan secara online membawa resiko tersendiri, utamanya bagi siswa

Dilansir BeritaSoloRaya.com dari World Journal of Educational Technology. Sebuah penelitian dilakukan pada tahun 2021 dengan narasumber guru, psikiater, psikolog.

Penelitian tersebut mengungkapkan beberapa resiko digital transformasi untuk siswa

Aspek Kesehatan fisik siswa

Pada aspek fisik siswa, transformasi digital membawa beberapa resiko, diantaranya:

  • Resiko terhadap kesehatan mata

Pembelajaran yang mengharuskan siswa menatap layar lebih lama ternyata beresiko pada kelelahan mata, hingga menimbulkan beberapa permasalahan kesehatan mata pada siswa.

Baca Juga: Tahun Baru, Ini 5 Tren Teknologi Baru di Tahun 2022

  • Resiko terhadap postur tubuh

Rasa lelah menatap layar dalam waktu yang lama, terkadang mendorong siswa merubah posisi untuk merebahkan tubuh. 

Namun sayangnya posisi rebah atau posisi duduk yang tidak tepat akan berdampak buruk pada postur tubuh.

Mulai skoliosis dan berbagai masalah postur tubuh lainnya.

Baca Juga: Jungkook BTS dan Lee Yoo Bi Kedapatan Berkencan, Benarkah Demikian?

  • Resiko gangguan tidur

Penggunaan alat digital untuk pembelajaran memberikan ruang yang lebih banyak kepada siswa untuk menggunakan alat digital.

Hal itu memungkinkan siswa mengalami adiksi alat digital yang dapat menyebabkan gangguan tidur.

  • Resiko masalah sistem saraf

Menggunakan alat digital akan membuat kita bergerak dengan statis (tetap) dalam waktu yang lama. Ternyata hal ini beresiko menimbulkan masalah pada sistem saraf.

Baca Juga: Mitos Atau Fakta Seputar Kebersihan Makanan. Apakah Salah Satunya Pernah di Alami?

Aspek kesehatan psikologis siswa 

  • Resiko terhadap kemampuan kognitif

Pada siswa usia dini misalnya, penggunaan alat digital beresiko memunculkan gangguan kemampuan kognitif berupa keterlambatan bicara.

  • Resiko gangguan emosional.

Kecanduan pada gadget rupanya dapat menimbulkan gangguan emosional. 

Ketika sudah mengalami kecanduan, siswa akan cenderung melawan, rewel dan tantrum ketika ia dijauhkan dari alat digitalnya. 

Baca Juga: Kabar Duka di Awal Tahun 2022, Betty White Aktris Senior Hollywood Berusia 99 Tahun Meninggal Dunia

Dan hal tersebut merupakan cerminan dari gangguan emosional.

  • Resiko terhadap motivasi personal

Pada alat digital, siswa akan dengan mudah melihat kehidupan orang lain. 

Hal tersebut akan membentuk ekspektasi anak tentang kehidupan yang harus dijalankan. 

Ketika ekspektasi sebagaimana yang ia lihat tidak terpenuhi, maka motivasi siswa akan cenderung turun.

Baca Juga: Dispatch Tahun 2022 Menunjukkan Deretan Artis Korea yang Punya Hubungan Asmara, Begini Ungkap Para Fans

Aspek kesehatan sosial siswa

  • Resiko penyimpangan sosial.

Besarnya interaksi dengan gadget akan mengurangi interaksi sosial siswa.

Hal ini beresiko memunculkan penyimpangan sosial pada siswa.

  • Resiko terhadap kemampuan komunikasi.

Interaksi sosial yang berkurang juga menimbulkan resiko pada kemampuan komunikasi siswa.***

 

Editor: Novrisia Yulisdasari

Sumber: world journal on educational Tecnology


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah