Proses Pemilihan Mangkunegara Ke-X, Surojo: Berbeda dengan Suksesi di Keraton Surakarta dan...

20 Januari 2022, 06:24 WIB
Surojo, Seorang pemerhati budaya Solo Raya /Imam Shodikin/BeritaSoloRaya

BERITASOLORAYA.com – Mangkunegara adalah seorang Adipati yang memimpin wilayah Kadipaten Mangkunegaran.

Sepeninggal Mangkunegara ke IX hingga saat ini belum terlaksana pemilihan pemimpin yang akan duduk di kursi Mangkunegara ke-X.

Pemilihan Mangkunegara di wilayah Mangkunegaran ternyata memiliki perbedaan cukup signifikan dari suksesi yang ada di Keraton Surakarta maupun Kesultanan Yogyakarta.

Dikutip BeritaSoloRaya.com dari kanal YouTube Warta Budaya Channel yang mengunggah satu video penjelasan dari Surojo selaku pegiat sejarah budaya Soloraya yang menjelaskan proses pemilihan Mangkunegara X, pada Senin, 22 November 2021.

Baca Juga: Statment KRMH H. Roy Rahajasa Yamin Tentang Siapa yang Terpilih Menjadi Mangkunegara X

Berdasarkan video tersebut, Surojo memberikan tanggapan dari pandangan pegiat sejarah dan budaya yang ada di wilayah Mangkunegaran, berdalih bahwa suksesi Mangkunegara berbeda dengan pemilihan pemimpin di daerah lain.

“Berkenaan dengan suksesi yang ada di Puro Mangkunegaran saat ini, bahwa suksesi Mangkunegara untuk menggantikan Mangkunegara ke IX, proses pemilihan ini berbeda dengan adat yang ada di Keraton Surakarta maupun di Kesultanan Yogyakarta,” kata Surojo.

Sebagaimana penjelasan Surojo, perbedaan tersebut terletak pada sistem pencalonan pemimpin yang tidak harus dari garis keturunan raja yang memimpin sebelumnya.

“Perlu diketahui bahwa memang untuk di Keraton Surakarta atau Kesultanan Yogyakarta, pengganti raja atau sultan secara ketetapan hukum tidak tertulis adalah satu putra dari seorang permaisuri, atau anak laki-laki tertua raja tersebut,” ucap Surojo.

Baca Juga: Mengenang 100 Hari Kepergian Alm. KGPAA Mangkunegara IX, Pura Mangkunegaran Dipenuhi Doa-Doa Suci

Pengganti raja di Keraton Surakarta maupun Kesultanan Yogyakarta memang secara lahir harus anak atau keturunan raja.

Tetapi untuk di Pura Mangkunegaran dalam suksesi ini tidak mesti harus seorang putra dari anak Mangkunegara atau anak permaisuri, tidak mutlak.

“Karena berdasarkan sejarah masa lalu yang kami baca bahwa suksesi Mangkunegaran berdasarkan situasional, contoh Mangkunegara ke VI menggantikan Mangkunegara ke V ini disebabkan karena kondisi keuangan Mangkunegaran saat itu mengalami defisit,” ujar Surojo.

Baca Juga: Hadiri 100 Hari Peringatan Meninggalnya Mangkunegara IX, Gibran Rakabuming Beri Tanggapan Ke Tiga Kandidat

Mengaca dari situasi tersebut, maka pemilihan Adipati di Mangkunegaran tidak harus didasarkan pada keturunan raja, tetapi didasarkan pada kondisi dan situasi wilayah.

“Demikian hal nya dengan saat ini, situasi di Mangkunegaran tidak memiliki kekuasaan dan wilayah maupun daya dukung ekonomi, tentunya Pura Mangkunegaran harus mencari solusi-solusi agar dapat eksis dalam kehidupan budayanya,” tutur Surojo.

Jika melihat kondisi Mangkunegaran yang demikian, maka dipandang perlu adanya calon pemimpin yang memiliki kapabilitas untuk menggaet upaya dalam mengembangkan wilayah pemerintahan Mangkunegaran.

Baca Juga: Suara Gibran: Mari Berani Tolak Narkoba, Wujudkan Kota Surakarta

“Sepeninggal Mangkunegara ke IX ini perlu dicari pengganti yang dapat mencari terobosan baru untuk menyelamatkan Mangkunegaran agar bisa eksis di mata pemerintah maupun di tengah-tengah masyarakat Surakarta,” kata Surojo.

Seperti yang telah diketahui bahwa kandidat pemimpin di Mangkunegaran saat ini ada tiga orang, yakni GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo, GPH Paundrakarna Jiwo Suryonegoro, dan KRMH Roy Rahajasa Yamin.

“Dengan adanya ketiga calon ini maka memberikan kesempatan kepada para pemilihnya yang merupakan perkumpulan daripada para sesepuh Mangkunegaran yang telah ditetapkan untuk memilih calon Mangkunegara ini,” tutur Surojo.

Baca Juga: Ulang Tahun 90 Tahun PAKASA, LDA Karaton Surakarta Gelar Pekan Seni dan Ekonomi Kreatif

Pemilihan Mangkunegara X sepenuhnya akan diserahkan kepada para sesepuh yang ada di wilayah Mangkunegaran.

Perbedaan proses pemilihan di Mangkunegaran ini tetap berdasarkan situasi yang sedang dihadapi.

“Ini tergantung kepada sesepuh yang akan menetapkan Mangkunegara nantinya, karena perlu diketahui bahwa situasi Mangkunegaran saat ini berbeda dengan sebelumnya,” pungkas Surojo.***

 

Editor: Anbari Ghaliya

Sumber: YouTube Warta Budaya Channel

Tags

Terkini

Terpopuler