Menyoal Pergantian Mangkunegara IX, Ahli Sejarah : Mangkunegara Tidak Harus Anak Permaisuri

- 20 November 2021, 21:49 WIB
GPH Paundrakarna Jiwo Suryonegoro,KRMH Roy Rahajasa Yamin,  Kemudian GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo seusai penringatan 40 hari wafatnya Mangkunegara IX
GPH Paundrakarna Jiwo Suryonegoro,KRMH Roy Rahajasa Yamin, Kemudian GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo seusai penringatan 40 hari wafatnya Mangkunegara IX /Inung R Sulistyo/Instagram @endanggyamin

BERITASOLORAYA.com - Sabtu, 20 November 2021, Pura Mangkunegaran tengah menghadapi suksesi mangkunegaran. Menyoal pergantian Mangkunegara IX terapat polemik di pura mangkunegaran.

Para calon pengganti Mangkunegara IX masing-masing mempersiapkan diri dengan dalam menghadapi suksesi mangkunegaran.

Baru saja selesai peringatan 100 hari kematian Mangkunegara IX pada Jum'at, 19 November 2021, beberapa pendapat telah bermunculuan dari berbagai pihak, yang tentunya pendapat mengenai kriteria pasti calon Mangkunegara X.

Seperti diketahui bahwa terdapat 3 calon pengganti Mangkunegara IX, yaitu GPH Bhre Cakrohutomo Wirasudjiwo, GPH Paudrakarna Jiwa Suryanegara, dan KRMH Roy Rahajasa Yamin.

Baca Juga: 100 Hari Peringatan Almarhum KGPAA Mangkunegara IX, Ayat Suci Al-Qur'an dan Sholawat Dilantunkan.

Ketiganya antusias dalam suksesi Mangkunegara X. Melihat hal ini, Wedhana Satrio Pura Mangkunegaran, Lilik Priarso Tirtodiningrat menjelaskan bahwa untuk menjadi Mangkunegara harus seorang putra dari permaisuri.

"Kita itu penerus mataram, jadi harus patriliniear, jalur laki-laki karena sebagai imam. Dan kalau ada putra laki-laki dari prameswari ya dari prameswari" Tutur Lilik.

Menanggapi hal ini, pakar sejarah dan pengamat budaya Surakarta, Surojo menjelaskan bahwa ada perbedaan suksesi antara Keraton Surakarta dengan Mangkunegaran.

"Suksesi pura berbeda dengan suksesi di Keraton Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta. kalau di Keraton Surakarta atau Kasultanan Yogyakarta ada paugeran, yang pertama adalah anak laki-laki dari permaisuri sebagai pengganti raja, jika permaisuri tidak punya anak laki-laki maka alternatif adalah anak laki-laki yang paling tua secara umum, itulah paugeran di keraton Surakarta atau Kesultanan Yogyakarta." tuturnya.

Halaman:

Editor: Inung R Sulistyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x