Konflik Keraton Solo Kembali Memanas, Gibran Pastikan Revitalisasi Jalan Terus

10 Oktober 2023, 12:11 WIB
Kori Kamandungan Keraton Solo. /Kalila Laras Tyas/BeritaSoloRaya.com

BERITASOLORAYA.com - Konflik Keraton Solo kembali memanas setelah 2 pihak bertemu lalu bersitegang pada Senin, 9 Oktober 2023. Dalam hal ini, Pihak Raja PakuBuwono (PB) XIII berbeda pendapat dengan pihak adik dan putri PB XIII terkait penutupan pintu masuk Keraton Solo tepatnya di Kori Kamandungan.

Suasana sempat memanas ketika pihak Raja PB XIII melalui istrinya memerintahkan agar pintu Kori Kamandungan ditutup. Akan tetapi, pihak adik Raja dan putri PB XIII GKR. Timoer Rumbai Kusuma Dewayani yang tergabung dalam Lembaga Dewan Adat (LDA) menolak tegas perintah tersebut.

Aksi ini di diduga dipicu kabar akan adanya eksekusi pembukaan pintu Kori Kamandungan sebagai akses utama keraton yang akan dilakukan PN Solo.

Baca Juga: Jadwal Acara Indosiar Rabu 11 Oktober 2023, Yuk Nonton Keseruan Mega Film Asia The Viral Factor

Pembukaan akses pintu Keraton Solo ini berdasarkan hasil putusan Mahkamah Agung (MA) yang dimenangkan pihak penggugat Sentana Dalem, atau keponakan dan cucu-cucu dari Paku Buwono (PB) III sebanyak 5 orang. Peristiwa ini terekam dalam sejumlah video yang beredar di media sosial.

Dalam video tersebut, massa pendukung kedua kubu sempat bertemu dan bersitegang di sekitar Kori Kamandungan. Terlihat pula sosok PB XIII dan yang beberapa waktu yang lalu mengaku sebagai GKR Pradapaningsih, saat temui Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka di Loji Gandrung, Rabu, 4 Januari 2023.  Untung, situasi ini tidak sampai kisruh.

Meskipun demikian, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, memastikan revitalisasi Keraton Solo tetap berjalan meski konflik kembali memanas.

"Mengenai permasalahan internal keraton, kemarin saya tegaskan bahwa apapun keadaannya mohon kami diizinkan untuk memulai pembangunan," dia, saat ditemui wartawan di Balai Kota Solo, Selasa, 10 Oktober 2023.

Baca Juga: KLIK DISINI! Link Live Streaming Pertandingan Persela Lamongan vs Deltras FC Hari ini KICK OFF Pukul 15.00 WIB

Gibran berharap konflik kedua kubu yang tak kunjung rampung ini tidak mengganggu revitalisasi Keraton Solo.

Gibran menyebut revitalisasi Keraton Solo akan dimulai dari Alun-Alun Kidul terlebih dahulu. Setelah itu tahap berikutnya perbaikan menyasar Kori Kamandungan.

“Kemarin antara Kementerian PUPR dan keraton sudah sepakat serah terima aset akan diserahkan ke yayasan yang kemarin sudah disetujui oleh Sinuhun,” tuturnya.

Di sisi lain, Gibran mengakui konflik Keraton Solo memang belum selesai hingga saat ini. Dia sempat menyarankan kepada kedua kubu untuk merampungkan masalah internal ini secara kekeluargaan.

Baca Juga: Profil Ronald Tannur, Sosok Penganiaya Dini Sera Afrianti hingga Tewas, Pernah Bersekolah di Australia

Gibran langsung mendatangi Keraton Solo begitu konflik kembali memanas pada Senin, 9 Oktober 2023 siang. Ketika itu Gibran bertemu dengan istri Raja PB XIII.

"Monggo diselesaikan internal saja, intinya kami mohon izin agar pembangunan di sana tetap berjalan. Insyaallah tidak menghambat," tegasnya.

Konflik Keraton Solo ini berawal sejak PB XII yang meninggal tanpa menunjuk putra mahkota pada Juni 2004. Setelah itu kedua anak Sinuhun saling klaim sebagai pemegang tahta yang sah, yakni Hangabehi dan Tedjowulan pada 10 Juli 2004.

Saat itu pula ada rapat Forum Komunikasi Putra-Putri (FKPP) Pakubuwono XII menetapkan KGPH Hangabehi sebagai putra tertua PB XII yang menjadi raja selanjutnya.

Baca Juga: Nilai UTBK Tertinggi selama 4 Tahun Terakhir di Indonesia, Siapa Sajakah Mereka?

Selanjutnya Tedjowulan keluar dari keraton dan diangkat sebagai PB XIII oleh beberapa pihak di Sasana Purnama, Badran, Kotabarat. Konflik makin panas setelah pada KGPH Hangabehi naik tahta sebagai Susuhunan PB XIII pada 10 September 2004.

Tejowulan kembali masuk ke Keraton Solo dan menyelenggarakan upacara Tingalan Jumenengan ke-13 pada April 2017. Setelah itu, PB XIII mengangkat putra mahkota dan permaisuri pada acara Tingalan Jumenengan ke-18.

Adapun yang diangkat menjadi permaisuri adalah Asih Winarni, istri ketiga PB XIII, dan anaknya di nobatkan sebagai putra mahkota dengan gelar Kanjeng Gusti Adipati Anom Sudibyo Rajaputra Narendra Ing Mataram. Akan tetapi, pengangkatan putra mahkota dan permaisuri itu menuai kritik dari pihak Lembaga Dewan Adat, karena dianggap tidak sah secara hukum Adat.***

 

Editor: Anbari Ghaliya

Tags

Terkini

Terpopuler