Network
BERITASOLORAYA.com - Pasar Tanggul Solo yang memiliki konsep berbeda dengan pasar lainnya menjadi pusat perhatian Kementerian Perdagangan. Hal itu dijadikan sebagai contoh bagi pasar yang lain, karena terkesan canggih dengan adanya eskalator.
Pemasangan eskalator itulah yang menjadi faktor pembeda ketimbang pasar tradisional lain di Solo. Pasar Tanggul dibuat pada tahun 2015, tepatnya di jl. Martadinata Solo.
Konsep bangunan bernuansa tradisional modern di pasar Tanggul mendahului pasar lain, seperti pasar Legi, pasar Purwosari dan lainnya yang berada di Solo.
Keberadaan eskalator memang lebih memudahkan pengunjung, apalagi jika membawa barang belanja yang banyak dari lantai atas ke bawah. Dilansir dari Solopos.com Dengan eskalator, menghemat tenaga bagi orang berbelanja, khususnya yang usianya sudah lanjut.
Selain itu, pasar Tanggul terlihat bersih dibarengi keramik putih yang melekat. Bahkan, kepala pasar mengatakan bahwa perawatan pada pasar selalu dilakukan.
"Kami berusaha agar pasar ini tetap nyaman bagi pengunjung maupun pedagang. Pembersihan dilakukan setiap hari, setidaknya dilakukan dua kali," ungkap Joko Sumarno Kepala Pasar.
Kepala pasar mengatakan pula mengenai jumlah keseluruhan pedangan sekitar kurang lebih 190. Diantaranya yaitu 150 berada di Los, 34 pedagang kios, 6 pedagang oprokan dan15 pedagang berada di lantai atas.
Salah satu pedagang bernama Sukatmi menyatakan kebersihan di pasar Tanggul menyebabkan kenyamanan, meskipun pengunjung di lantai atas tidak begitu banyak.
"Kalau tidak nyaman, ya sudah tidak berjualan disini, Kalau untuk pengunjung di lantai atas saya tidak tahu, katanya capek (lelah) kalau naik keatas. Padahal sudah ada tangga itu (eskalator)," ujar Sukatmi.
Pasar Tanggul memang menjadi salah satu pasar di Solo yang berkonsep tradisional modern, karena dibangun eskalator. Kenyamanan dan kebersihan juga diutamakan dalam pasar Tanggul.***
