Moeldoko Sebut Pengembangan Mobil Listrik Terkendala Komponen Utama yang Masih Impor

- 7 Desember 2021, 21:46 WIB
Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko saat meninjau pengembangan baterai listrik di UNS
Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko saat meninjau pengembangan baterai listrik di UNS /Ari Welianto

 

BERITASOLORAYA.com - Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengunjungi pusat pengembangan baterai listrik PUI PT Teknologi Penyimpanan Energi Listrik di Pusat Pengembangan Bisnis (Pusbanglis) UNS, Selasa, 7 Desember 2021.

Moeldoko optimis Indonesia bisa mengembangkan mobil listrik secara mandiri.
 
Menurutnya, komitmen pemerintah dalam pengembangan mobil listrik sangat luar biasa. Setelah munculnya Perpres Nomor 55 Tahun 2019 semua stakeholder dan kementerian bergerak. 
 
 
Dunia Perguruan Tinggi (PT) juga ikut memberikan dukungan, seperti di Universitas Sebelas Maret (UNS) yang mengembangkan baterai.
 
"Kalau saya lihat pergerakan ke arah sana cukup kuat. Pertanyaannya adalah, kapan ini betul-betul bisa mandiri dalam industri mobil listrik," terang Moeldoko di Pungbalis UNS, Selasa, 7 Desember 2021.
 
Moeldoko mengatakan, memang belum bisa dipastikan waktunya untuk mengembangkan industri listrik secara mandiri.
 
Karena selama ini komponen-komponen utama masih banyak yang import atau didatangkan dari luar negeri.
 
"UNS sudah mempelopori pengembangan baterai tiga komponen. Semoga riset ini terakumulasi dari hasil yang didapatkan untuk menuju industri," ujarnya.
 
Di sini industri kecil, tapi kedepannya harus memiliki partner yang besar untuk mengembangkan hasil-hasil riset yang sudah didapatkan.
 
Ia optimistis baterai listrik untuk kendaraan bisa segera diproduksi di Indonesia. Apalagi setelah melihat dari dekat pengembangan baterai listrik yang dilakukan di UNS ini.  
 
Berharap, dua atau tiga tahun kedepan komponen baterai listrik untuk kebutuhan mobil listrik bisa dipenuhi oleh pasokan dalam negeri. 
 
Teknologi itu kan berkembang, termasuk kemauan konsumen juga berkembang.
 
"Di dalam negeri ini sudah ada IBC, kolaborasi antara beberapa BUMN. Di antaranya dengan CTL, LG, harapan kita dalam dua tiga tahun ke depan sudah bisa memproduksi dari sisi produknya," papar dia.
 
Sementara itu Ketua PUI PT Teknologi Penyimpanan Energi Listrik Prof Agus Purwanto mengatakan untuk pengembangan baterai listrik yang dibutuhkan fasilitas pengujian yang sesuai skala nasional. Saat ini kebutuhan itu belum bisa terpenuhi di dalam negeri. 
 
 
"Belum ada di industri nasional saat ini. Kalau ada industri yang dibentuk baterai level nasional harus ada penguji yang disesuaikan dengan skala nasional," pungkasnya. ***

Editor: Inung R Sulistyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x