Penerbangan di Indonesia Berisiko Tinggi, Abu Vulkanik Dapat Merusak Mesin Pesawat

18 November 2023, 09:58 WIB
Ilustrasi mesin pesawat yang terkena abu vulkani /Art Tower/Pixabay

 

BERITASOLORAYA.com – Sekitar 700 gunung berapi aktif dan yang berpotensi aktif telah terdekteksi di Kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia. Hal itu perlu diwaspadai karena abu vulkanik letusan gunung berapi dapat mengganggu dunia penerbangan.

Pernyataan itu diungkapkan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG, Dwikorita Karnawati, dalam laman bmkg.go.id yang dilansir BeritaSoloRaya.com, Sabtu, 18 November 2023.

Menurut data dalam laman egsa.geo.ugm.ac.id, Indonesia memiliki 13% dari jumlah gunung api di dunia. Yaitu 129 gunung berstatus aktif serta 500 gunung tidak aktif yang. Pendataan itu dilakukan tahun 2018.

Baca Juga: Shopee 12.12 Birthday Sale Bersama JKT48, Merayakan 8 Tahun Ciptakan Dampak Positif dengan Kolaborasi

Sementara, dijelaskan dalam laman tni-au.mil.id, radar penerbangan tak mampu melacak abu vulkanik yang menjadi ancaman serius untuk penerbangan di jalur yang dilintasi pesawat.

Abu vulkanik yang bersifat kering tidak terdeteksi radar yang dirancang secara partikel basah dari awan dengan kandungan uap air.

Abu vulkanik yang masuk ke mesin pesawat dapat memicu peningkatan sistem pembakaran mesin sehingga bisa membuat mesin pesawat meledak. Hal itu bisa terjadi di semua jenis pesawat baik lama maupun baru.

BMKG menyatakan informasi meteorologi merupakan elemen kunci dalam penanganan abu vulkanik untuk mencegah kecelakaan pesawat. Sebab, salah satu tugas BMKG memberikan informasi cuaca penerbangan untuk deteksi dini bagi semua pihak terutama dunia aviasi.

Melihat fakta bahayanya abu vulkanik harus diikuti tindakan terencana yang diambil seluruh pemangku kepentingan untuk keselamatan dunia penerbangan.

Hal ini juga sebagai langkah memastikan keberlanjutan dunia penerbangan, jika terjadi semburan abu vulkanik yang sewaktu waktu bisa terjadi.

Baca Juga: Terlibat Kasus Dugaan Suap, Kajari Bondowoso Ditangkap KPK

Kolaborasi terpadu antar negara dan wilayah bisa memberikan kerjasama peningkatan kesadaran situasional terhadap letusan gunung berapi dan penyebabnya. Untuk itu, BMKG mengadakan lokakarya bertajuk Workshop on Volcanic Ash Impact Handling for Aviation di Yogyakarta pada Senin, 13 November 2023.

Dari kegiatan tersebut BKMG ingin ada kolaborasi dan kerjasama seluruh pihak untuk memberikan peringatan dini saat terjadi erupsi. Selanjutnya, dilakukan analisis sebaran arah abu vulkanik untuk segera disiarkan peringatan dini ke seluruh dunia.

Saat ini, BMKG ditunjuk sebagai pemimpin simulasi penanganan informasi abu vulkanik berskala ICAO Asia dan Pasifik pada 2018 dan 2022.

Tahun 2018 merupakan tonggak sejarah bagaimana untuk pertama kalinya simulasi penanganan informasi abu vulkanik terkoordinasi di tiga wilayah. Yaitu Flight Information Region atau FIR di Jakarta, FIR Kuala Lumpur dan FIR Singapura.

Baca Juga: My Dearest Season 2 Segera Berakhir, MBC Gelar Pesta Penutup. Bagaimana Pernyataan Resminya?

Pada pelatihan di tahun 2022, fokusnya diperluas untuk mensimulasikan koordinasi informasi abu vulkanik antara FIR Jakarta dan FIR Sri Lanka.

Dalam lokakarya tersebut, BMKG juga berharap seluruh ahli dan peserta dari negara Asia Pasifik dapat berbagi praktik baik dalam hal pengamatan, pembuatan, dan penyebaran informasi abu vulkanik.

Maka, bisa memfasilitasi diskusi interaktif dan latihan langsung yang berfokus pada penanganan dampak abu vulkanik secara efektif.

Kegiatan itu juga diharapkan dapat mendukung kemajuan ilmiah dan praktik terbaik dalam skema International Airways Volcano Watch atau IAVW.***

Editor: Anbari Ghaliya

Tags

Terkini

Terpopuler