Pendiri AI Geoffrey Hinton: Ancaman AI Lebih Berbahaya daripada Perubahan Iklim

- 8 Mei 2023, 10:42 WIB
Ilustrasi pemanfataan teknologi AI. (ANTARA/Reuters/Tanveer Ahmad)
Ilustrasi pemanfataan teknologi AI. (ANTARA/Reuters/Tanveer Ahmad) /Dita Nilan Karlasari/



BERITASOLORAYA.com - Pendiri Artificial Intelligence atau AI, Geoffrey Hinton mengungkapkan bahwa ancaman yang berbahaya daripada perubahan iklim adalah adanya kecerdasan buatan. Baru-baru ini, dalam sebuah wawancara, Geoffrey Hinton menyinggung terkait dengan teknologi AI yang sangat mengkhawatirkan bagi naluriah manusia untuk berpikir.

Namun AI, menurut Hinton juga dianggap sangat penting dalam pengembangan sistem AI kontemporer.

Pada tahun 1986, Geoffrey Hinton menjadi salah satu penulis makalah penting "Learning representations by back-propagating errors" yang menjadi tonggak penting dalam pengembangan jaringan saraf yang mendasari teknologi AI.

Baca Juga: Resesi Global Mengancam, BSKDN Kemendagri Lakukan ini untuk Mengatasinya

Penghargaan Turing diberikan kepada Geoffrey Hinton pada tahun 2018 sebagai pengakuan atas terobosan penelitiannya di bidang AI.

Namun, sekarang ia menyatakan kekhawatirannya mengenai kemungkinan ancaman yang ditimbulkan oleh AI jika teknologi tersebut mencapai kesempurnaannya.

"Saya tidak ingin merendahkan perubahan iklim. Saya tidak ingin mengatakan, 'Anda tidak perlu khawatir tentang perubahan iklim.' Itu juga merupakan risiko yang sangat besar, tapi saya pikir, Al ini mungkin akan menjadi lebih mendesak" ungkapnya dikutip BeritaSoloRaya.com dari Reuters, Senin, 8 Mei 2023.

Mengenai perubahan iklim, kata Geoffrey Hinton merupakan tantangan yang kompleks. Salah satu saran mudah yang dapat diberikan adalah mengurangi pembakaran karbon.

Baca Juga: ALHAMDULILLAH, Tenaga Honorer Dapatkan Gaji ke 13 Tahun 2023, Pemda Ini Ungkap Jadwal Pencairan

Pada bulan November, OpenAI yang didukung oleh Microsoft (MSFT.O) memulai perlombaan teknologi dengan merilis chatbot AI-powered bernama ChatGPT untuk umum.

Dalam waktu kurang dari dua bulan, aplikasi ChatGPT mengalami pertumbuhan yang sangat pesat dan mencapai jumlah pengguna bulanan sebesar 100 juta, sebuah angka yang belum pernah tercapai sebelumnya dalam sejarah.

Elon Musk, CEO Twitter, juga ikut bergabung bersama ribuan orang lainnya dalam menandatangani surat terbuka pada bulan April lalu untuk menghentikan penelitian atau pengembangan sistem tersebut.

Meskipun memiliki kekhawatiran yang sama dengan para penandatangan lainnya bahwa AI dapat menjadi ancaman eksistensial bagi umat manusia, Hinton tidak sependapat untuk menghentikan penelitian tersebut.

Baca Juga: KABAR GEMBIRA, 1 Bulan Lagi Gaji ke 13 PNS Segera Cair, Berikut Nominal Komponen Tunjangan yang Didapat

Sebuah komite di Parlemen Uni Eropa merespons hal itu. Mereka meminta Presiden AS Joe Biden untuk mengadakan pertemuan puncak global tentang arah masa depan teknologi bersama dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen.

Baru-baru ini, komite tersebut menyetujui serangkaian proposal penting yang menargetkan AI generatif, dimana perusahaan seperti OpenAI akan dipaksa untuk mengungkapkan materi hak cipta yang digunakan untuk melatih model mereka.

Baru-baru ini, Biden telah mengadakan pertemuan di Gedung Putih dengan beberapa pemimpin perusahaan teknologi kecerdasan buatan atau AI, termasuk Sundar Pichai, CEO Alphabet, dan Sam Altman, CEO OpenAI.

Dalam pertemuan tersebut, ia menjanjikan "diskusi yang jujur dan konstruktif" tentang kebutuhan bagi perusahaan untuk menjadi lebih transparan tentang sistem mereka.***

Editor: Anbari Ghaliya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x