Jadi semua umat Islam di seluruh dunia dijanjikan oleh Allah untuk diberikan keanugerahan, rahmat dan hidayah yang sudah menjalankan ibadah puasa, Ungkap Gusti Moeng.
Peringatan kemuliaan malam itu diwujudkan dengan acara syukuran atau wilujengan di Keraton Surakarta.
Penyambutan malam Lailatul Qadr ini dilakukan terus untuk mengharap rahmat dan hidayah dari Allah subhanahu wa ta’ala.
Baca Juga: 18 Kombinasi Warna Cat Rumah Bagian Dalam Untuk Menyambut Idul Fitri
Jadi penyambutan malam Lailatul Qadr ini adalah sebagai penanda bahwa Mataram adalah termasuk wilayah Islam.
“Dari suka cita itu, di Keraton Surakarta diwujudkan dengan tumpeng sewu itu,” terang GKR. Koes Moertiyah Wandansari atau yang akrab disapa oleh Gusti Moeng dalam wawancara bersama BeritaSoloRaya.com.
Sejak Sultan Agung Hayengkrokusumo mencanangkan bahwa Mataram adalah kerajaan Islam, dibarengi dengan mensinkronkan penanggalan Jawa dan Hijriah, bahkan banyak buku catatan yang sebenarnya adalah saripati dari Al-Quran itu disampaikan dalam bahasa Jawa.
“Untuk syiar Islamnya itu seperti yang dilakukan oleh para wali terutama Sultan Kalijaga itu dilakukan dengan pujian-pujian yang sebenarnya untuk mengagungkan kepada Allah,” kata Gusti Moeng pada Minggu, 17 April 2022.
Baca Juga: Simak! Berikut Penyebab dan Gejala Depresi