PR SOLORAYA - Belakangan ini, beredar unggahan di media sosial tentang mayat Covid-19 yang disebut dibuang di laut India hingga sampai di perairan Sabah, Malaysia.
Unggahan itu dibagikan oleh akun Facebook atas nama Fuzieya Daud Fuzie pada 4 Juni 2021.
Fuzieya membagikan informasi dari pengguna media sosial lain bernama Barin Gimin yang menyebut mayat Covid-19 dari India sampai di perairan Malaysia.
Berikut narasi yang ada dalam unggahan Barin Gimin, dikutip Pikiranrakyat-Soloraya.com dari Antara.
Baca Juga: Video Musik Boombayah Milik BLACKPINK Mencapai 1,2 Miliar Penayangan di YouTube
"Mayat Covid-19 yang dibuang laut di India sudah sampai di sabah siapa berani makan ikan patutlah ikan sekarang lain macam rasanya.!!!" tulis narasinya.
Bersama narasi tersebut, pemilik akun yang bernama Barin Gimin menampilkan lima foto.
Dalam foto-foto itu terlihat proses pengangkatan mayat dengan jaring ikan. Mayat tersebut berbaur dengan hasil tangkapan ikan nelayan.
Lantas benarkah mayat Covid-19 yang berasal dari India sampai di perairan Malaysia?
Baca Juga: Sentil Kader PDIP yang Sibuk Kisruh Pilpres 2024, Ganjar Pranowo: Malu, Bicara Rebutan Jabatan
Melansir informasi dari turnbackhoax, foto-foto tersebut bukanlah mayat Covid-19 dari India. Kumpulan foto aslinya dapat ditemukan di berita media yang beredar pada 2014 dan 2017.
Berita yang asli tayang di dua media pada 2 Juni 2014 dan 21 November 2017.
Menurut berita dari 2 Juni 2014, foto tersebut merupakan penemuan mayat pria oleh para nelayan asal Malaysia.
Baca Juga: PDIP soal Profesor Kehormatan Unhan untuk Mega: Ibu Telah Terima 9 Gelar Doktor Honoris Causa
Mayat dalam jala itu berusia 31 tahun dan berkebangsaan China. Ia dikenali dari tato yang ada di dadanya.
Sebelum meninggal, pria China tersebut pergi bersama keluarganya ke resort Perhentian Island Resort, Pulau Perhentian Besar, Malaysia.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa unggahan yang beredar tentang mayat Covid-19 dari India yang sampai di Malaysia adalah hoaks atau tidak benar.
Masyarakat diharapkan berhati-hati terhadap unggahan yang beredar di media sosial apabila belum dipastikan kebenarannya.***