PR SOLORAYA – Sutradara “Shang-Chi and The Legend of The Ten Rings”, Destin Daniel Cretton, memaparkan tentang film yang tengah digarapnya tersebut.
Baru-baru ini tersiar kabar film Shang-Chi tidak akan tayang di platform Disney Plus, melainkan di bioskop.
Film Shang-Chi tentu sudah lama dinantikan oleh fans jagat sinema Marvel (MCU) terlebih usai ending fase tiganya dalam film Avengers: Endgame.
Baca Juga: Miris Lihat KPK Dilemahkan Lewat TWK, Novel Baswedan: Ironi, Ini Dilakukan oleh Pimpinan
Dikutip PikiranRakyat-SoloRaya.com dari laman ANTARA, kabar tidak akan tayangnya Shang-Chi di Disney disampaikan pihak Disney tersebut.
Menurut CEO Disney Bob Chapek, film itu akan tayang di bioskop selama 45 hari sebelum hadir di layanan streaming.
Landasan diberlakukannya kebijakan itu berkenaan dengan terlihatnya kepercayaan diri untuk menonton fi bioskop.
Baca Juga: Mayat Korban Covid-19 Mengambang di Sungai Gangga, Begini Penjelasan Otoritas India
Usai film The New Mutants pada akhir 2020 lalu, Shang Chi akan menjadi rilisan bisokop pertama Disney tersebut.
Terkait Marvel, Black Widow akan menjadi film terakhir yang tayang di bioskop dan Disney Plus secara bersamaan.
Black Widow direncanakan tayang pada 9 Juli 2021 mendatang, sedangakn Shang-Chi akan hadir pada 3 September 2021.
Baca Juga: Videonya Berinteraksi dengan Primata saat Siaran Langsung Viral, Reporter Bayu Pradhana Minta Maaf
Ceritanya adalah tentang seorang Master of Kung Fu (Simu Liu) yang tengah menghadapi masa lalu yang rasanya telah ia tinggalkan.
Sebagai film Marvel pertama yang berpusat pada pahlawan super Asia, film ini dibintangi oleh Fala Chen sebagai Jiang Li, Meng'er Zhang sebagai Xialing, dan sebagainya.
"Ada banyak pengulangan 'Shang-Chi' di seluruh komik, tetapi selalu ada hubungan inti antara dia dan ayahnya yang sangat rumit dan itu adalah sesuatu yang benar-benar saya kaitkan," ujar sutradara "Shang-Chi" yakni Destin Daniel Cretton.
Destin Daniel Cretton menyinggung di film tersebut ada psikologi seorang anak yang dilatih menjadi pembunuh saat masih muda.
"Itu adalah bagian besar dari apa yang saya kemukakan, menggunakan film untuk mengeksplorasi psikologi seorang anak yang dilatih menjadi pembunuh ketika ia masih muda,” ujarnya.
“Sekarang setelah ia keluar dari itu, bagaimana ia belajar untuk mendefinisikan kembali dirinya sendiri di dunia dan menemukan keseimbangan seperti apa seharusnya hubungannya dengan ayahnya?” tuturnya.***