Ribuan Netizen Kecam Kampanye Anti Rasis Kemenlu yang Sertakan NCT Dream, Ini Alasannya

- 9 Juli 2021, 20:35 WIB
Ribuan Netizen Kecam Kampanye Anti Rasis Kemenlu yang Sertakan NCT Dream, Ini Alasannya.
Ribuan Netizen Kecam Kampanye Anti Rasis Kemenlu yang Sertakan NCT Dream, Ini Alasannya. /Instagram/@nct_dream

PR SOLORAYA - Pada tanggal 31 Juli 2021, Kementerian Luar Negeri Korea Selatan akan menayangkan konser khusus anti-rasis bertajuk Live Together.

Konser online ini sebagai kampanye bersama Kementerian Luar Negeri dan UNESCO (Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa) untuk bersatu melawan rasisme dan mempromosikan solidaritas dan pelukan.

Konser anti-rasisme online membagikan video promosi yang memamerkan deretan artis yang akan tampil mengesankan.

Baca Juga: 10 Dampak Penggunaan Gadget Pada Anak di Bawah Umur, Orangtua Wajib Tahu

Deretan artis seperti Brave Girls, Ailee, Dynamic Duo, MONSTA X, dan lainnya akan menjadi bagian dari inisiatif anti-rasisme yang luar biasa ini.

Namun, salah satu grup yang akan tampil di konser Live Together telah menerima reaksi keras dari publik Korea, dan grup yang dimaksud adalah NCT Dream.

Kritik terhadap partisipasi NCT Dream muncul dari fakta bahwa dua anggota grup Tiongkok, Chenle dan Renjun, memberi selamat kepada Partai Komunis Tiongkok pada ulang tahun ke-100 mereka.

Baca Juga: Wajib Tahu, Ini 5 Tanda Imunitas Tubuh Sedang Menurun, Salah Satunya Kelelahan

Awal tahun ini, Partai Komunis China (PKC) merayakan tahun ke-100 sejak didirikan kembali pada tahun 1921.

Puluhan idola China yang aktif dalam industri KPop turun ke Weibo (media sosial China) untuk berbagi ucapan selamat mereka dan di antara puluhan adalah dua anggota NCT Dream.

Sementara publik Korea telah konsisten dengan oposisi PKC mereka, reaksi terbaru mereka terhadap anggota NCT Dream adalah karena penindasan dan genosida PKC yang sedang berlangsung terhadap orang-orang Uighur Xinjiang.

Baca Juga: Asrama Haji Pondok Gede Dioperasionalkan Sebagai RSD Covid-19 Besok, Jokowi: 99 Persen Siap Pakai

Dilansir PRSoloRaya.com dari Koreaboo, menurut BBC News, China telah dituduh melakukan “genosida terhadap penduduk Uighur dan kelompok etnis Muslim lainnya.”

Lebih lanjut dilaporkan bahwa China mungkin telah “menahan lebih dari satu juta orang Uighur di luar kehendak mereka selama beberapa tahun terakhir.”

Sementara China dan PKC mengklaim bahwa kamp-kamp interniran ini adalah “kamp pendidikan ulang”.

Baca Juga: Lirik Lagu 90's Love dari NCT U, Lengkap dengan Terjemahan Bahasa Indonesia

Ada laporan yang menunjukkan bahwa orang-orang Uighur digunakan “sebagai kerja paksa dan wanita sedang disterilkan secara paksa” untuk mengurangi populasi mereka.

Genosida dan penindasan terhadap orang-orang Uighur di China telah berlangsung sejak 2014, yang mungkin menjadi alasan mengapa netizen Korea dibuat bingung ketika mereka melihat masuknya anggota NCT Dream.

Karena konser Live Together mempromosikan anti-rasisme, banyak netizen mengalami kesulitan memahami mengapa Chenle dan Renjun diundang untuk berpartisipasi ketika mereka mendukung PKC, yang secara aktif menganiaya Uyghur karena latar belakang ras dan etnis mereka.

Baca Juga: Link Nonton The Penthouse 3 Episode 6 Subtitle Indonesia, Tayang Malam Ini Pukul 20.00 WIB

Ribuan netizen mengomentari situasi tersebut, mengungkapkan kebingungan mereka atas keterlibatan boy grup dalam kampanye tersebut.

Salah satu komentar mempertanyakan bagaimana bisa kelompok yang memiliki anggota yang mendukung penindasan kelompok etnis minoritas ini dapat berpartisipasi dalam konser anti-rasis.

Ratusan netizen lainnya mulai mengajukan pengaduan resmi ke Kementerian Luar Negeri, meminta dikeluarkannya NCT Dream dari jajaran konser Live Together.

Namun, tidak ada tanggapan yang dibuat oleh SM Entertainment atau Kementerian Luar Negeri.***

Editor: Linda Rahmadanti

Sumber: Koreaboo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah