Network
BERITASOLORAYA.com - Kasus rumor Kim Garam memang menjadi perhatian para netizen Korea serta para penggemar K-Pop.
Sebelum debut dengan LE SSERAFIM, kasus bullying Kim Garam sudah mencuat ke publik karena pengakuan salah seorang korban dari idol baru tersebut.
Karena hal itulah, publik dibuat heboh dengan kasus bullying dari Kim Garam ini, seperti dikutip BeritaSoloRaya.com dari Instagram @Panncafe pada Senin, 16 Mei 2022.
HYBE Labels sampai Source Music bahkan sampai mau mengambil tindakan hukum dan akan menyeret korban ke meja hijau.
Baca Juga: Jadwal Semifinal SEA Games 2022: Timnas Indonesia U-23 vs Thailand, Malaysia vs Vietnam
Menurut Source Music, tuduhan bullying yang dilakukan Kim Garam berawal saat idol tersebut duduk di bangku SMP.
Menurut Source, saat itu Kim Garam baru saja mengenal teman-teman sekelasnya dan kejadian tersebut diedit dengan niat jahat guna memfitnah member LE SSERAFIM tersebut.
Tidak seperti rumor yang beredar, sebenarnya Kim Garam yang justru menjadi korban dari berbagai rumor jahat dan cyberbullying yang menyerang dirinya belakangan bulan ini.
Pihak sekolah tempat Kim Garam juga tidak memberikan tanggapan apapun tentang kasus bullying ini.
Pihak sekolah juga tidak mau membuka dokumen yang membuat nama Kim Garam sebagai pelaku bullying.
Pihak sekolah hanya bisa menuliskan "kami tidak bisa menjawab" kepada media yang bertanya hal tersebut.
Baca Juga: Lirik Sholawat Antassalam Cover Ai Khodijah, Tembus 11 Juta Penayangan Youtube
Dari jawaban agensi dan pihak sekolah Kim Garam, netizen alhasil memberikan komentarnya terhadap kasus ini.
Salah satu netizen bahkan berkata kalau pihak sekolah dan label agensi tidak bisa menjawab kalau tuduhan bullying ini palsu dan tidak berdasar.
Jadinya, jawaban dari rumor ini kembali menggantung dan tidak ada kebenarannya.
Beberapa netizen juga kasihan kepada korban yang masih di bawah umur dan harus dituntut tindakan hukum dari agensi Kim Garam.
Baca Juga: UPDATE Klasemen Akhir Grup B SEA Games 2022: Timnas Indonesia Akan Bertemu Thailand di Semifinal
Beberapa juga meminta agar pihak sekolah bisa membuka dokumen komite kekerasan agar semuanya menjadi jelas dan terang. ***
