Jadi Korban Kudeta Termuda, Bocah 7 Tahun Tewas Setelah Ditembak Pasukan Militer Myanmar

24 Maret 2021, 13:44 WIB
Ilustrasi. Seorang bocah 7 tahun tewas setelah dianiaya militer Myanmar. /Reuters/STRINGER/REUTERS

PR SOLORAYA -  Seorang gadis berusia tujuh tahun tewas setelah ditembak di rumahnya di Myanmar oleh pasukan keamanan.

Belum diketahui indentitas anak yang menjadi korban penembakan, dalam kisruh kudeta militer Myanmar itu.

Melansir laman Reuters, anak perempuan itu meninggal karena luka tembak ketika pasukan keamanan melepaskan tembakan di pinggiran Mandalay.

Data mencatat bahwa anak tersebut adalah korban termuda selama peristiwa kudeta militer Myanmar.

Baca Juga: Debut Para Junior di Orleans Masters 2021, Putri KW dan Chico Aura Dwi Wardoyo Mulus di Babak Pertama

Baca Juga: Jahe Impor Dimusnahkan, Dedy Mulyadi Sesalkan Indonesia Seharusnya Bisa Ekspor

"Tentara telah menembak ayah dari si korban, lalu memukul korban yang sedang duduk di pangkuannya di dalam rumah mereka," ujar saudara perempuan korban.

"Terdapat dua pria juga yang tewas di kota praja Chanmyathazi," kata saudara perempuan korban kepada outlet media Myanmar Now, dikutip Pikiranrakyat-Soloraya.com dari website News Sky .

Pada peristiwa penembakan ini, sedikitnya delapan orang telah menjadi korban tewas di daerah yang sama pada hari Senin.

Korban-korban tersebut di antaranya seorang anak laki-laki dengan usia di antara 14 sampai 15 tahun, dan dua petugas penyelamat.

Baca Juga: Selain Ganda Putri Indonesia, Tunggal Putri India Juga Mundur dari Orleans Masters 2021

Baca Juga: Dua Nelayan Hilang di Perairan Somambawa, Tim SAR Masih Berupaya Melakukan Pencarian

Baca Juga: Positif Covid-19, Ganda Putri Indonesia Terpaksa Mundur dari Turnamen Orleans Masters 2021 di Perancis

Para saksi mata mengatakan kepada situs web, bahwa pada hari Senin, 22 Maret 2021 sekitar pukul 10.00 waktu setempat, ada sekitar 300 tentara bersenjata menggunakan truk dan buldoser yang tiba-tiba berada di kompleks mereka.

Pasukan rezim terus melepaskan tembakan meskipun tidak ada seorang pun yang memprotes.

Tak lama, terdapat foto seorang pria yang terbaring meninggal di atas tandu di Mandalay. Foto tersebut diterbitkan oleh Associated Press pada hari Selasa.

Seorang dokter mengatakan kepada agen bahwa pria di dalam foto tersebut ditembak dan dibunuh oleh pasukan keamanan selama protes anti-kudeta berlangsung.

Pada konferensi pers di ibu kota Naypyitaw, reporter memutar video mantan kolega politik pemimpin Nasional.

Video tersebut berisikan tentang mantan kolega politik yang digulingkan oleh Aung San Suu Kyi pada saat mengklaim telah menyerahkan sejumlah uang tunai dan emas kepadanya secara pribadi.

Baca Juga: Jatuh Pingsan Usai Berikan Penampilan di LIDA 2021, Bila Ungkap Penyebabnya

Baca Juga: Habib Rizieq Shihab Diusulkan jadi Duta Vaksinasi, Begini Tanggapan Jubir Satgas Vaksinasi Covid-19

Namun Tentara negara mengatakan bahwa video tersebut telah dibantah oleh pengacaranya dan Militer mengatakan itu adalah bukti korupsi.

Pada video itu membuktikan bahwa pengunjuk rasa juga melakukan kekerasan dan tentara telah menyita senjata mereka.

Selama kejadian sebanyak 100 demonstran ditembak mati oleh polisi dan tentara, pada saat pengunjuk rasa mulai mengambil ahli dengan mengorganisir kekerasan.

Baca Juga: Ramalan Zodiak 24 Maret 2021 Bagi Aries, Taurus dan Gemini, Kali Ini Biarkan Pasangan Memenangkan Perdebatan

Assistance Association politik juga telah menverifikasi 261 kematian pengunjuk rasa telah terjadi di seluruh negeri.

Sebanyak 2.682 orang juga telah ditangkap atau didakwa, dan 2.302 orang masih ditahan atau dicari untuk proses penangkapan.

Sejak pagi, para demostran terus menantang dan mengambil ahli jalanan pada hari Selasa di Yangon, kota terbesar di negara itu.

Pada hari Senin, negara UE dan AS ikut serta memberlakukan lebih banyak sanksi terhadap kelompok atau individu yang terkait dengan kudeta.***

Editor: Nopsi Marga

Sumber: REUTERS Sky News

Tags

Terkini

Terpopuler