Trauma dan Terpukul Atas Kematian Putri Diana, Pangeran Harry Sempat Konsumsi Alkohol dan Obat-obatan

22 Mei 2021, 10:01 WIB
Trauma dan Terpukul Atas Kematian Putri Diana, Pangeran Harry Sempat Konsumsi Alkohol dan Obat-obatan. /Instagram.com/@sussexroyal

PR SOLORAYA - Saat ibunya, Putri Diana, meninggal pada tahun 1997, Pangeran Harry mengungkap pernah sering mengonsumsi alkohol dan obat-obatan untuk menghilangkan rasa sakit karena kesedihan.

Sebelum keluar dari Kerajaan Inggris, ia mengaku kerap diabaikan oleh keluarganya.

Dalam wawancara di tv dengan Oprah Winfrey, Pangeran Harry membicarakan memori traumatisnya saat kehilangan Putri Diana dalam kecelakaan mobil.

Baca Juga: Kebut Vaksinasi Pedagang di Pasar, Gibran Targetkan Bulan Juni Pelaku Ekonomi di Mall Bisa Menyusul

Ketika pemakaman Putri Diana, Pangeran Harry yang saat itu berusia 12 tahun harus berada dalam iring-iringan dan tepat berjalan di belakang peti mati ibunya.

Pada tahun itu, pemakaman Putri Diana benar-benar menjadi sorotan media di dunia.

Harry mengungkapkan bahwa ia melakukan segala hal untuk menghilangkan rasa sakit akibat menyaksikan kematian tragis ibunya.

Baca Juga: Akibat Gempa Guncang Blitar, 30 Rumah Dilaporkan Alami Kerusakan

"Saya rela minum alkohol, memakai obat-obatan. Saya mau mencoba dan melakukan apa pun yang membuat saya merasa lebih baik," kata Harry kepada Oprah Winfrey dalam serial mengenai kesehatan mental, dikutip Pikiranrakyat-Soloraya.com dari Reuters.

Harry mengaku dia pernah meneguk porsi obat seminggu untuk satu hari tertentu. Ia pun sering mengonsumsi alkohol bukan karena menikmatinya melainkan untuk menutupi rasa sakit.

"Saya mungkin minum porsi seminggu untuk sehari pada hari Jumat atau Sabtu malam, dan saya minum bukan karena menikmatinya, tapi karena saya berusaha untuk menutupi sesuatu," ujar Harry.

Baca Juga: Jumlah Formasi CPNS 2021 Kejaksaan RI untuk Pranata Komputer, Simak Persyaratannya

Akibat trauma pasca kehilangan ibunya, Harry pun takut hal itu terjadi pada istrinya yang diisukan punya pikiran untuk bunuh diri.

Harry khawatir karena keluarga kerajaan Inggris tampaknya mengabaikan ia dan istrinya, Meghan Markle, ketika mereka mengalami masa-masa sulit.

Lebih lagi, Harry tahu saat itu bahwa Meghan tengah pula mengandung anaknya.

Harry mengatakan dia sangat tidak berdaya ketika menghadapi keluarganya tidak tampak hirau untuk membantunya dan istrinya.

Baca Juga: 4 Penyebab Kaki Berkeringat dan Cara Mengatasinya, Mudah dan Sederhana

"Saya benar-benar merasa tidak berdaya. Saya pikir keluarga saya akan membantu, tapi setiap permintaan, permohonan, peringatan, apa pun itu, hanya disambut dengan diam atau diabaikan," kata Harry.

Belakangan ini, kritik terang-terangan terus disampaikan Harry pada anggota keluarga Kerajaan Inggris yang dipimpin oleh neneknya Ratu Elizabeth.

Ratu Elizabaeth mengaku dia sedih ketika mendengar cerita pengalaman yang dirasakan Harry dan Meghan.

Ketika wawancara dengan Oprah pun, Meghan menceritakan pengalaman tak mengenakannya seputar rasisme saat di Kerajaan Inggris.

Baca Juga: Covid-19 Belum Usai, IMF Bocorkan Biaya yang Dibutuhkan untuk Akhiri Pandemi

Ia mengungkap seorang anggota kerajaan telah membuat komentar rasis mengenai anak pertamanya, Archie yang saat itu masih berada dalam kandungan.

Dalam suatu pernyataan khusus, Ratu Elizabeth mengatakan ia prihatin saat isu tentang rasisme itu diangkat.

Ia menggarisbawahi kemungkinan isu tentang ras itu ditanggapi berbeda di ingatan beberapa orang.

Walau begitu, Ratu tetap akan menangani secara serius permasalahan rasisme di dalam keluarganya.

Di akhir, ia menyampaikan rasa cintanya pada cucunya, Harry yang kini tinggal bersama Meghan dan Archie di belahan benua berbeda.***

Editor: Linda Rahmadanti

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler