Rencana Pembuatan Film Tentang Serangan Masjid di Selandia Baru Tuai Kritik

12 Juni 2021, 08:09 WIB
Perdana Menteri New Zealand Jacinda Ardern beri tanggapan soal pembuatan film tentang tragedi masjid Christchurch. /Jorge Silva/REUTERS

PR SOLORAYA – Baru-baru ini masyarakat Selandia Baru dihebohkan dengan rencana pembuatan dokumentasi tentang serangan sebuah masjid yang menewaskan 51 orang pada tahun 2019 lalu.

Rencananya Film berjudul “They Are Us” akan mengambil setting beberapa hari setelah serangan tersebut dilakukan.

Dikutip dari LBC News bahwa banyak orang di Selandia Baru yang merasa khawatir tentang rencana pembuatan film tersebut.

Aya Al-Umari, yang kakaknya tewas dalam serangan tersebut, menulis di Twitter pribadinya “Ya nah,” sebuah ungkapan Selandia Baru yang berarti “Tidak”.

Baca Juga: Anting LIDA 2021 Akhirnya Bertemu dengan Nadhaskara di Babak 12 Besar

Abdigani Ali, juru bicara Asosiasi Muslim Canterbury, mengatakan bahwa pembuatan film boleh dibuat asal sesuai, otentik dan tidak menyinggung keluarga korban.

Sebelumnya, film ini telah ditulis dan akan disutradarai oleh Andrew Niccol seorang produser terkenal di Selandia Baru.

Ia mengatakan pada awak media bahwa filmnya bukan tentang serangan itu melainkan tanggapan terhadap serangan itu.

“Film bercerita bagaimana tindakan kebencian yang belum pernah terjadi sebelumnya diatasi dengan curahan cinta dan dukungan,” kata Niccol kepada Deadline.

Baca Juga: 20 Link Twibbon Hari Donor Darah Sedunia, Cocok untuk Kamu Bagikan di Media Sosial

Nantinya, aktris terkenal asal Australia bernama Rose Byrne akan memerankan peran utama menjadi Perdana Menteri Selandia Baru.

FilmNation belum memberikan tanggapan mengenai kritik yang dilakukan oleh masyarakat Selandia Baru. Pihaknya masih akan berkoordinasi kepada pihak-pihak terkait agar film segera terelisasi.

Rencananya, film ini akan dibuat langsung di Selandia Baru namun belum pasti kapan akan dibuat.

Atas rencana pembuatan film tersebut, Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern pun angkat bicara.

Baca Juga: Dikira Positif Covid-19, Luna Maya Pernah Buat Edric Tjandra dan Istri Pisah Ranjang

Ia mengatakan jalan cerita film tidak berfokus pada para korban dan ia juga menekankan pemerintah tidak terlibat dalam pembuatan film tersebut.

“Saya tidak akan pernah bisa melupakan, saudara perempuan dari korban masjid Christchurch yang mengalami kesedihan dan belum bisa menerima keadaan,” ucap Ardern dalam sebuah wawancara singkat.

Penulis dan advokat komunitas Guled Mire mengatakan premis film itu "benar-benar tidak manusiawi".

Dia telah berkonsultasi dengan beberapa anggota komunitas Muslim, banyak yang tidak tahu bahwa kejadian tragis di tahun 2019 lalu akan dijadikan sebuah film.

"Tentu ini memukul kita semua, banyak keluarga korban yang bahkan belum pernah mendengar tentang berita ini,” ucapnya.***

Editor: Nopsi Marga

Sumber: LBC News

Tags

Terkini

Terpopuler