Para Aktivis Berkumpul untuk Hari Bumi, Dorong Tindakan Melawan Perubahan Iklim

22 April 2023, 23:48 WIB
Ilustrasi Hari Bumi 2023. /Pexels/KukZaa/

BERITASOLORAYA.com - Di luar gedung parlemen Inggris, terdapat para aktivis perubahan iklim yang berkumpul untuk mendorong tindakan dalam mengatasi pemanasan global menjelang Hari Bumi. Di seluruh dunia, sukarelawan juga mempersiapkan diri untuk menanam pohon dan membersihkan sampah untuk memperingati perayaan lingkungan tahunan ke-54.

Hari Bumi tahun ini, yang secara resmi jatuh pada hari Sabtu, terjadi setelah beberapa minggu cuaca ekstrem.

Termasuk suhu yang melonjak ke rekor tertinggi di Thailand dan gelombang panas yang menyebabkan setidaknya 13 orang meninggal akibat heatstroke pada sebuah acara akhir pekan lalu di India.

Baca Juga: 32 Link Twibbon Hari Raya Idul Fitri 1444 H, Jadikan Fotomu di Media Sosial Lebih Keren Dengan Desain Menarik

Para ilmuwan iklim telah memperingatkan bahwa suhu rata-rata global sebagai dampak perubahan iklim kemungkinan akan mencapai rekor tertinggi pada tahun 2023 atau 2024.

Ketika sekelompok aktivis perubahan iklim berjalan di luar gedung parlemen, direktur eksekutif Greenpeace Inggris, Areeba Hamid, menyatakan bahwa dampak perubahan iklim sudah mulai terasa. Beberapa aktivis memilih untuk berpakaian hijau dan berlapis cat hijau.

Mengutip pernyataan Hamid, ia merasakan seperti memasukkan kepala ke dalam oven ketika kembali ke kampung halamannya di Delhi, sementara gelombang panas di London pada tahun 2022 terasa seperti sebuah film dystopian.

Hamid menyatakan bahwa kita tidak bisa lagi menangani perubahan iklim dengan cara yang sama seperti sebelumnya.

Baca Juga: Kumpulan Link Twibbon Hari Raya Idul Fitri 1444 H Gratis dan Mudah Dipasang di Media Sosial

Kelompok aktivis Extinction Rebellion memimpin aksi selama empat hari di London, yang dinamakan "The Big One", dalam rangka memperingati Hari Bumi.

Diketahui bahwa ada sekitar 30.000 orang yang mendaftar untuk menghadiri rapat umum dan pawai yang ramah keluarga, menandai perubahan strategi untuk sebuah kelompok yang sebelumnya dikenal dengan taktik-taktik yang disruptif, seperti memblokir jalan, melempar cat dan merusak jendela.

Tingkat aktivitas di seluruh dunia menjelang Hari Bumi juga terlihat meningkat, dengan rencana acara di Roma dan Boston serta kampanye besar-besaran untuk membersihkan Danau Dal di Srinagar, India dan Cape Coral yang terkena dampak badai di Florida.

Pada hari Jumat di Peru, ahli spiritual melakukan upacara persembahan kepada "Pachamama" atau Ibu Bumi.

Baca Juga: ALHAMDULILLAH, Menteri PANRB Jelaskan Hal Penting Terkait Seleksi ASN 2023, Ada Formasi yang Istimewa?

Dengan membawa bunga kuning dan alat musik rattle, para ahli spiritual berjalan mengelilingi sebuah bola papier-mache sambil melakukan ritual pembersihan.

Menurut Walter Alarcon, presiden Organisasi Internasional Ahli Penyembuhan dari Peru, upacara-upacara leluhur yang berasal dari budaya Pribumi Peru dilakukan sebagai rasa terima kasih kepada Bumi dan untuk meningkatkan kesadaran tentang planet ini.

Pada awal minggu ini, Presiden AS Joe Biden berkomitmen untuk meningkatkan pendanaan untuk membantu negara-negara berkembang melawan perubahan iklim dan memerangi deforestasi di hutan Amazon Brazil selama pertemuan dengan para pemimpin dunia.

Namun, pemerintah di seluruh dunia telah gagal memenuhi janji mereka dalam Persetujuan Paris 2015 untuk membatasi pemanasan global dengan beralih dari bahan bakar fosil.

Baca Juga: YES Penetapan Formasi pada April, Seleksi CPNS 2023 Siap Digelar, Intip Penjelasan Kementerian PANRB Berikut

Hal tersebut akibat dari berbagai krisis seperti pandemi COVID-19, invasi Rusia di Ukraina, kelangkaan pangan, dan ketegangan hubungan antara China dan AS, yang merupakan dua produsen gas rumah kaca terbesar di dunia.

Menurut laporan dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) PBB, planet ini akan mengalami pemanasan lebih dari 1,5 derajat Celcius di atas masa pra-industri antara tahun 2030 dan 2035, yang merupakan ambang batas kunci untuk dampak yang lebih merusak.

IPCC mengatakan bahwa kesempatan untuk mengamankan masa depan yang dapat ditinggali dan berkelanjutan untuk semua orang semakin terbatas. Tindakan dan keputusan yang diambil pada dekade ini akan berdampak saat ini dan untuk ribuan tahun ke depan.***

Editor: Anbari Ghaliya

Tags

Terkini

Terpopuler