PR SOLORAYA – Kudeta telah terjadi di Negara Myanmar beberapa minggu yang lalu.
Hal ini dipicu sejak pemilu 2015, yang mana pemilu tahun ini dimenangi oleh Liga Nasional Untuk Demokrasi (NLD) dari pimpinan Aung San Suu Kyi.
Dalam kudeta ini terjadi karena persaingan antar-etnis oleh 17 kelompok pemberontak bersenjata yang siap memperjuangkan otonomi kemerdekaan.
Baca Juga: Tidak Tahan Lagi, Teddy Syach Akui Langgar Permintaan Terakhir Rina Gunawan
Dengan demikian, para tentara dan polisi menyampaikan ancaman pembunuhan untuk para pengunjuk rasa atau warga sipil Negara Myanmar itu sendiri.
Sebagaimana dilansir Pikiranrakyat-SoloRaya.com dari Reuters, Menurut para peneliti, hal tersebut mengarahkan pada aplikasi video berbagi milik China yang mana sudah terhapus karena memicu kekerasan.
Kelompok Digital Myanmar ICT bagian Pengembangan (MIDO) mengatakan bahwa mereka menemukan 800 video pro-ketentaraan yang mengancam pengunjuk rasa.
Baca Juga: Cegah Lahirnya Keluarga Miskin Baru, Pemerintah Beri BLT Rp3,5 Juta untuk Calon Pengantin
Pada pertumpahan darah yang terjadi bulan lalu sebanyak 38 pengunjuk rasa tewas pada hari Rabu menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).