PR SOLORAYA – Di tengah krisis yang tengah berlangsung antara militer dan sipil, isu Thailand memasok beras ke unit-unit angkatan bersenjata di Myanmar kian mencuat.
Namun, hal tersebut kemudian dibantah oleh tentara Thailand. Mereka mengklarifikasi makanan yang dikirim ke perbatasan adalah bagian dari perdagangan biasa.
Hingga hari ini, militer atau junta Myanmar mendapat kecaman keras dari dunia internasional. Kudeta 1 Februari 2021 silam telah mengorbankan protes warga sipil Myanmar, yang sudah menewaskan hampir 250 orang.
Kecaman juga datang dari negara-negara Asia Tenggara, salah satunya Indonesia. Presiden Joko Widodo mendesak ASEAN mengadakan KTT segera terkhusus membahas kondisi terbaru di Myanmar.
Baca Juga: Hasil Seleksi SNMPT 2021 Diumumkan Besok, Catat Cara Mudah Mengakses LTMPT
Pada kesempatan yang terpisah, Thailand juga telah menyuarakan keprihatinan atas pertumpahan darah tersebut. Namun, warga sipil Myanmar mencurigai Thailand justru mendukung administrasi junta di negaranya.
Isu bantuan Thailand ke militer Myanmar juga mendapat kecaman dari para pendukung pemerintah terguling yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi. Peraih Nobel perdamaian itu telah ditahan di Myanmar sejak kudeta.
Dilansir Pikiranrakyat-Soloraya.com dari Reuters, media di Thailand telah melaporkan 700 karung beras masuk ke unit-unit tentara di perbatasan timur Myanmar.