Tak Hanya Indonesia, Virus Covid-19 Varian Delta juga Melanda Beberapa Negara di Belahan Dunia

- 19 Juni 2021, 18:35 WIB
Tak hanya di Indonesia, virus Covid-19 varian Delta juga melanda beberapa negara di berbagai belahan dunia.
Tak hanya di Indonesia, virus Covid-19 varian Delta juga melanda beberapa negara di berbagai belahan dunia. /Reuters/Henry Nicholls

PR SOLORAYA - Akhir-akhir ini, warga dihebohkan dengan virus Covid-19 varian terbaru yang sudah datang ke Tanah Air, mulai dari DKI Jakarta ataupun daerah lain.

Di antara beberapa varian virus Covid-19 tersebut, varian yang dianggap masalah serius yaitu Varian Delta, karena diklaim lebih mudah bisa menyerang pada usia muda.

Bukan hanya Indonesia, ancaman penyebaran virus Covid-19 varian Delta tersebut sudah menjalar ke beberapa negara di dunia.

Baca Juga: Pisah 18 Bulan Akibat Covid-19, Gadis Australia Usia 5 tahun Bertemu Lagi dengan Ibunya

Hal ini diberitakan sebagaimana dikutip PikiranRakyat-SoloRaya.com dari Channel News Asia.

WHO menyebutkan Jumat lalu, varian Delta dari virus Covid-19 yang pertama kali diidentifikasi di India kini menjadi penyebaran varian yang dominan secara global.

Soumya Swaminathan juga menyuarakan kekecewaan atas kegagalan kandidat vaksin Covid-19 dari CureVac dalam uji coba untuk memenuhi standar kemanjuran WHO.

Baca Juga: 5 Tips Mengolah Sayuran untuk Memaksimalkan Nilai Gizinya

Terutama dari faktor varian yang sangat mudah menular meningkatkan kebutuhan suntikan baru yang efektif.

Inggris telah melaporkan peningkatan tajam dalam infeksi dengan varian Covid-19 Delta beberapa waktu belakangan ini.

Sementara itu, pejabat kesehatan masyarakat Jerman memperkirakan hal itu akan dengan cepat menjadi varian dominan meskipun tingkat vaksinasi di sana sudah banyak.

Baca Juga: Rizky Billar dan Lesti Kejora Akan Menikah, Tukul: Jangan Sampai Seneng Awalnya Doang!

Warga Kremlin salahkan orang-orang yang enggan melakukan vaksnasi setelah adanya infeksi baru di Kota Moskow, Rusia dan sebagian besar tepapar varian Delta.

"Varian Delta sedang dalam perjalanan untuk menjadi varian dominan secara global karena peningkatannya secara drastis," kata Swaminathan dalam konferensi pers.

CureVac juga melaporkan bahwa vaksinnya terbukti hanya 47 persen efektif dalam mencegah terjangkitnya virus tersebut, jauh dari patokan 50 persen dari WHO.

Baca Juga: Varian Baru Serang Jateng, Ganjar Pranowo: Covidnya Makin Ganas

Perusahaan vaksin berbasis di Jerman itu mengatakan telah mendokumentasikan setidaknya ada 13 varian yang telah beredar dalam populasi penelitiannya.

Meskipun demikian, ada juga vaksin mRNA serupa dari Pfizer-BioNTech dan Moderna mencatat tingkat kemanjuran yang mencapai sekitar 90 persen.

Swaminathan menyebutkan bahwa dunia saat ini telah mengharapkan lebih banyak dari kandidat vaksin dari CureVac.

Baca Juga: Update Covid-19 Indonesia 19 Juni 2021, Terdapat Penambahan 12.906 Kasus

“Hanya karena ini adalah vaksin mRNA lain, kami tidak dapat menganggap semua vaksin mRNA sama, karena masing-masing memiliki teknologi yang sedikit berbeda,” ucapnya.

Selain itu, pejabat WHO mengatakan bahwa benua Afrika masih menjadi area yang terus diperhatikan, meskipun hanya menyumbang sekitar 5 persen dari infeksi global baru dan 2 persen kematian.

Mike Ryan selaku kepala program kedaruratan WHO mennyebutkan terdapat kasus baru di benua hitam itu sementara akses vaksinnya susah dijangkau.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Besok 20 Juni 2021: Aquarius Harus Hindari Orang-orang yang Membawa Sial

Kasus baru yang adadi Namibia, Sierra Leone, Liberia, dan Rwanda sudah meningkat berlipat ganda dalam seminggu terakhir ini.

"Ini lintasan (jalan) yang sangat, sangat memprihatinkan dan kenyataan buruknya adalah bahwa di era berbagai varian, dengan risikonpeningkatan penularan,” ujar Ryan.

“Kami sudah mengungsikan sebagian besar warga yang rentan infeksi di Afrika serta tidak terlindungi oleh vaksin,” sambungnya.***

Editor: Gracia Tanu Wijaya

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah