Nato: Retorika Rusia Tentang Nuklir Berbahaya dan Tidak Bertanggung Jawab

- 24 Maret 2022, 08:30 WIB
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menjelaskan sikap NATO terhadap invasi Rusia ke Ukraina.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menjelaskan sikap NATO terhadap invasi Rusia ke Ukraina. /Instagram.com/@nato

BERITASOLORAYA.com - Ancaman perang nuklir terkait dengan invasi Rusia dan Ukraina tampaknya menjadi isu yang dibahas secara serius oleh NATO

Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Jens Stoltenberg, pada pertemuan KTT NATO di Brussels, Belgia, 23 Maret 2022.

Pada pertemuan tersebut, Jens Stoltenberg mengingatkan para anggota NATO untuk melakukan persiapan untuk ancaman perang nuklir.

Baca Juga: Deretan Manfaat Jahe Ketika Haid Ini Jangan Terlewat, Berikut Cara Mengolahnya

Peringatan tersebut juga mengarah pada “Rusia” yang menyinggung soal nuklir pada pernyataan publiknya,

Dikutip BeritaSoloRaya.com dari artikel Pikiran Rakyat dengan judul NATO Gertak Rusia, Sebut Tak akan Menangi Perang Nuklir Lawan Barat, dalam peringatannya, NATO dengan optimistis menyerukan bahwa Rusia tidak akan mampu memenangi perang nuklir melawan Barat.

“Rusia harus memahami bahwa mereka tidak akan pernah bisa memenangkan perang nuklir,” tutur Jens Stoltenberg menggertak Rusia di malam pertemuan NATO tersebut.

Baca Juga: Riwayat Pendidikan Anwar Usman, Pria yang Akan Menikahi Idayati, Calon Ipar Presiden Jokowi

Karena itu, ia juga mengingatkan Rusia untuk tidak terlalu banyak menyebutkan tentang Nuklir. Karena selain merugikan pihak Rusia sendiri, itu akan merugikan masyarakat di dunia.

“Rusia harus menghentikan pernyataan retorika tentang Nuklir, itu berbahaya dan tidak bertanggung jawab sama sekali,” kata Jens Stoltenberg menambahkan.

“Namun, jangan ada keraguan dan kesiapan kita dalam melindungi dan membela sekutu dari ancaman apa pun kapan saja,” tutur Jens menyiagakan anggota-anggotanya.

Baca Juga: Simpan Permanen Akun LTMPT Diperpanjang, Ini yang Harus Diperhatikan

Kendati demikian, NATO menegaskan posisinya, yakni sebagai pihak netral. “Kami memberikan dukungan ke Ukraina, tetapi kami bukan bagian dari konflik,” katanya.

Jens Stoltenberg turut meminta sikap China untuk memberikan bantuannya. Seruan kepada China itu dinyatakan bukan untuk memusuhi Rusia, namun untuk membantu pihak yang dirugikan.

"Bagi NATO, China menjadi perhatian khusus, dan untuk pertama kalinya kami (NATO) mempertanyakan beberapa prinsip utama keamanan (China), termasuk pandangannya pada hak setiap negara di Eropa," kata Jens kepada wartawan di Brussel.

Baca Juga: 9 Manfaat Membaca Buku untuk Anak yang Menjanjikan, Jangan Sampai Terlewat

Stoltenberg bahkan meminta para pemimpin NATO yang akan bertemu di Kamis untuk sama-sama menggiring China dalam pihaknya.

"Kami berusaha untuk meminta China mengutuk invasi dan untuk terlibat dalam upaya diplomatik untuk menemukan cara damai untuk mengakhiri perang secepat mungkin," katanya menjelaskan.*** (Irwan Suherman - Pikiran Rakyat)

Editor: Maulida Cindy Magdalena

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah