Apa yang Harus Dilakukan untuk Anak Korban Kekerasan Seksual? Simak Kata Psikolog Ini...

20 Februari 2023, 16:10 WIB
Ilustrasi kekerasan seksual pada anak /Pixabay/isabellaquintana

BERITASOLORAYA.com – Saat ini, sangat banyak anak-anak yang mengalami kekerasan seksual, baik yang berasal dari lingkungan rumahnya ataupun lingkungan sekolahnya.

Anak-anak yang menjadi korban kekerasan seksual, bukan hanya yang berjenis kelamin perempuan, namun banyak juga yang berjenis kelamin laki-laki.

Tidak dapat dipungkiri, anak-anak yang menjadi korban kekerasan seksual akan mengalami luka fisik dan juga “luka mental” atau gangguan psikologis.

Baca Juga: SAH, Honorer Akan Diangkat Jadi ASN Oleh Pemerintah, MenpanRB Berikan Detail Resminya...

Dengan luka fisik dan mental tersebut, bukan tidak mungkin nantinya si anak akan membawa luka tersebut hingga dia menjadi dewasa. Bisa merasa minder atau bahkan menjadi “penjahat” seksual baru.

Lalu apakah yang bisa kita lakukan jika di lingkungan kita terdapat anak yang menjadi korban kekerasan seksual?

Feka Angge Pramita, seorang psikolog klinis mengatakan bahwa anak yang menjadi korban kekerasan seksual akan membutuhkan intervensi secara berkala dan jangka panjang.

Hal itu agar trauma psikologis akibat kekerasan yang dialaminya terobati dan menjadi hilang.

“Bagi korban yang dirasakan adalah dampak psikologis jangka panjang sehingga membutuhkan intervensi secara berkala,” kata Feka.

Baca Juga: 7 Hari Lagi, Semua Guru Sertifikasi Wajib Lakukan Arahan Kemdikbud, Soal TPG Triwulan 1 Tahun 2023...

“Hingga pengalaman yang dirasakan negatif tersebut teratasi traumanya,”lanjut lulusan Universitas Indonesia tersebut.

Feka menambahkan, pengalaman adalah memori. Hal yang sama juga berlaku bagi trauma yang merupakan pembauran antara emosi dan memori.

Sehingga upaya pemulihan yang dilakukan terhadap anak tersebut, haruslah yang mampu memulihkan emosi anak tersebut dari memori yang diingat dari terjadinya peristiwa kekerasan itu.

Feka juga menyarankan agar proses pemulihan terhadap anak tersebut dilakukan oleh ahli seperti psikolog klinis dan juga konselor yang terlatih.

Intervensi yang dilakukan sebaiknya juga berlaku bagi keluarga si anak, sehingga orangtua dan lingkungan terdekatnya dapat berperan aktif untuk berkomunikasi dengan anak tersebut.

Baca Juga: 5 Tips Jitu Jualan Online untuk Pemula, Catat!

Komunikasi yang baik bisa dilakukan dalam bentuk cerita ataupun melalui media bermain bersama anak. Untuk anak yang telah remaja, bisa dilakukan dengan mengikuti perkembangannya.

Feka berharap orangtua dapat meluangkan waktu baik secara kuantitas maupun kualitas dengan si anak, dan dilakukan sebanyak mungkin.

Feka juga mengingatkan tentang profil si pelaku yang seringkali merupakan orang dekat yang dikenal oleh si anak dan untuk itu, si anak perlu diajarkan untuk melaporkan situasi yang tidak lazim.

Baca Juga: Puluhan Guru di Wilayah Ini Mengikuti Program Unggulan Kemdikbud. Apa Saja Kegiatan dan Manfaatnya?

Salah satu situasi yang tidak lazim adalah ketika seseorang meminta si anak untuk tidak melaporkan kejadian yang dialaminya kepada orang lain seperti kepada ibu atau ayahnya.

Dengan demikian, si anak juga dapat menganalisa situasi yang tidak lazim tersebut dan berani bertindak untuk menghindari dan melaporkan.***

Editor: Rita Azlina

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler