Depresi: Gejala, Penyebab, Pengobatan Secara Alami Hingga Tips Gaya Hidup

25 Maret 2023, 20:57 WIB
Ilustrasi. Seputar depresi, mulai dari penyebab, gejala, hingga pengobatan /Pexels/Pixabay/

BERITASOLORAYA.com - Gangguan mood seperti gangguan depresi mayor, dapat dijelaskan sebagai kondisi dimana seseorang merasa sedih, kehilangan, atau marah sehingga mengganggu kegiatan sehari-hari mereka. Meskipun ada kesamaan dalam ciri-ciri yang dimilikinya, depresi dan kesedihan memiliki perbedaan.

Depresi tidak dapat disamakan dengan kesedihan yang muncul akibat kehilangan orang yang dicintai atau setelah mengalami kejadian traumatis. Depresi seringkali ditandai dengan perasaan tidak menyukai diri sendiri atau merasa kehilangan harga diri, sementara kesedihan biasanya tidak demikian.

Ketika merasa sedih, biasanya masih ada emosi positif dan kenangan indah yang menyertai perasaan sakit emosional. Namun pada gangguan depresi mayor, perasaan sedih terjadi secara terus menerus tanpa henti.

Setiap orang mengalami depresi dengan cara berbeda. Hal ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, mengakibatkan waktu terbuang sia-sia dan tingkat produktivitas yang lebih rendah. Juga dapat mempengaruhi hubungan dengan orang lain dan beberapa kondisi kesehatan ikut terpengaruh.

Baca Juga: Jon Bernthal Pemeran The Punisher telah Kembali, Simak Rangkuman Terbaru Serial Daredevil 

Dikutip BeritaSoloRaya.com dari situs Healthline, kondisi kesehatan yang bisa menjadi lebih buruk akibat depresi antara lain:

  1. Radang sendi
  2. Asma
  3. Penyakit kardiovaskular
  4. Kanker
  5. Diabetes
  6. Kegemukan

Perlu disadari bahwa adalah hal wajar jika merasa sedih sesekali. Semua orang mengalami kejadian yang menyedihkan dan menjengkelkan. 

Baca Juga: Inilah 4 Film tentang Basket yang paling Populer, Rekomendasi Tontonan Akhir Pekan

Namun jika perasaan sedih atau putus asa itu ada secara berkelanjutan, Anda mungkin sedang mengalami depresi. Depresi dianggap sebagai kondisi medis yang serius dan bisa semakin memburuk jika tidak ditangani dengan perawatan yang sesuai.

Gejala Depresi

Depresi bisa melampaui rasa sedih atau perasaan sedih secara umum. Depresi berat dapat menyebabkan berbagai gejala. Beberapa mempengaruhi suasana hati dan yang lain mempengaruhi kondisi tubuh. Gejala juga dapat berlangsung terus menerus atau datang dan pergi.

Tanda dan Gejala Umum

Tidak semua individu yang mengalami depresi akan mengalami gejala yang serupa. Gejala-gejalanya dapat bervariasi sesuai dengan tingkat keparahan, frekuensi, dan durasi dari depresi itu sendiri.

Baca Juga: Jenna Ortega Kembali Membuat Pernyataan yang Mengejutkan, Setelah Membintangi Serial Netflix Wednesday

Jika Anda mengalami beberapa tanda dan gejala depresi dibawah ini, hampir setiap hari selama minimal 2 minggu, Anda mungkin sedang depresi:

1. Merasa sedih, cemas, atau 'kosong'

2. Merasa putus asa, tidak berharga, dan pesimis

3. Sering menangis

4. Merasa terganggu, kesal, atau marah

5. Merasa tidak tertarik lagi pada hobi dan minat yang pernah disukai.

6. Penurunan energi atau kelelahan

7. Kesulitan berkonsentrasi, mengingat, atau membuat keputusan

8. Bergerak atau berbicara lebih lambat

9. Sulit tidur, sulit bangun pagi, atau tidur berlebihan

10. Nafsu makan atau perubahan berat badan

11. Sakit fisik kronis tanpa penyebab yang jelas yang tidak kunjung membaik dengan pengobatan, seperti sakit kepala, sakit atau nyeri, masalah pencernaan, dan kram

12. Pikiran tentang kematian, bunuh diri, menyakiti diri sendiri, atau percobaan bunuh diri

Baca Juga: 3 Hal yang Membuat Ed Sheeran Depresi, dan Perasaan Malu Sebagai Sosok Ayah 

Gejala depresi dapat dialami secara berbeda antara pria, wanita, remaja, dan anak-anak.

Penyebab Depresi

Ada beberapa kemungkinan penyebab depresi. Baik dikarenakan faktor biologis, hingga penyebab tidak langsung. Penyebab umum termasuk:

1. Kondisi kimiawi otak. Orang yang mengalami depresi mungkin mengalami ketidakseimbangan zat kimia di daerah otak yang mengontrol suasana hati, pemikiran, pola tidur, nafsu makan, dan perilaku.

2. Tingkat hormon. Perubahan hormon estrogen dan progesteron selama periode waktu yang berbeda seperti selama siklus menstruasi, periode postpartum (pasca melahirkan), perimenopause, atau menopause pada wanita, semuanya dapat meningkatkan risiko depresi.

Baca Juga: Kemendikbud Ristek Gelar Program Wirausaha Merdeka Sasar 12.000 Mahasiswa, Lantas Apa Untungnya?

3. Struktur otak. Jika lobus frontal otak kurang aktif, risiko terkena depresi bisa lebih tinggi, tetapi tidak jelas apakah ini terjadi sebelum atau setelah gejala depresi muncul.

4. Kondisi medis. Kondisi tertentu seperti insomnia, nyeri, parkinson, stroke, serangan jantung, dan kanker mungkin akan memberikan resiko yang lebih tinggi.

5. Sejarah keluarga. Orang yang memiliki keluarga dengan gangguan depresi atau gangguan mood lainnya, beresiko lebih tinggi untuk mengalami depresi.

6. Trauma masa kecil. Beberapa peristiwa memengaruhi cara tubuh untuk bereaksi terhadap ketakutan dan situasi stres.

7. Penggunaan obat. Riwayat penyalahgunaan obat atau alkohol dapat mempengaruhi.

8. Nyeri. Individu yang mengalami rasa sakit tubuh dalam jangka waktu yang lama memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk mengalami depresi.

Baca Juga: UPDATE INFO, April Nanti THR Segera Pencairan, Kemenkeu Pasang Target Alokasi Dana Besar Banget!

Pengobatan Alami dan Tips Gaya Hidup

Terkait pengobatan dari suplemen, ada jenis suplemen tertentu yang dapat memberikan efek positif pada gejala depresi. Berikut selengkapnya:

1. S-adenosyl-L-methionine (SAMe)

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa tertentu dapat membantu meredakan gejala depresi, terutama pada orang yang menggunakan SSRI. Namun, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan hasilnya.

2. 5-hydroxytryptophan (5-HTP)

Meningkatkan kadar serotonin di otak dengan 5-HTP dapat membantu meredakan gejala depresi. Senyawa ini diproduksi oleh tubuh ketika kita mengkonsumsi triptofan, suatu asam amino penyusun protein. Namun, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan manfaatnya.

Baca Juga: Alur Pertikaian Selena Gomez dan Hailey Bieber, dari Saling Sindir Hingga Saling Follow Instagram

3. Asam Lemak Omega-3

Kesehatan otak dan perkembangan saraf sangat membutuhkan asupan lemak esensial ini. Menambahkan suplemen omega-3 ke dalam makanan Anda mungkin membantu mengurangi gejala depresi. Namun, ada beberapa bukti yang bertentangan dan diperlukan lebih banyak penelitian.

Selalu bicarakan dengan dokter sebelum mengonsumsi suplemen, karena dapat bereaksi dengan obat lain atau memiliki efek negatif.

4. Vitamin

Vitamin penting untuk banyak fungsi tubuh. Dua vitamin yang terbukti sangat membantu meredakan gejala depresi berdasarkan penelitian adalah sebagai berikut:

- Vitamin B: B12 dan B6 sangat penting untuk kesehatan otak. Ketika kadar vitamin B rendah, resiko mengalami depresi mungkin lebih tinggi.

- Vitamin D, yang sering disebut sebagai vitamin sinar matahari, memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan otak, jantung, dan tulang.

Baca Juga: Apakah Boleh Sikat Gigi Saat Puasa? Simak Penjelasan Berikut Ini

Sementara itu, gaya hidup yang bisa diikuti untuk mengatasi depresi adalah sebagai berikut:

1. Berolahraga

Melakukan aktivitas fisik selama 30 menit dalam rentang waktu 3-5 hari setiap minggunya. Berolahraga bisa meningkatkan produksi hormon endorfin dalam tubuh yang dapat meningkatkan mood atau suasana hati.

2. Hindari Alkohol dan Penggunaan Obat

Minum alkohol atau menyalahgunakan obat dapat membuat Anda merasa lebih baik untuk sementara waktu. Walaupun dalam jangka pendek, zat-zat tersebut bisa membantu, namun pada jangka panjang, mereka bisa memperparah gejala depresi dan kecemasan.

3. Pelajari Cara Menetapkan Batasan

Merasa kewalahan dapat memperburuk gejala kecemasan dan depresi. Memisahkan antara kehidupan profesional dan pribadi bisa memberikan manfaat untuk perasaan Anda.

Baca Juga: Hasil Drawing Piala Sudirman 2023: Indonesia di Grup B, Grup D Paling Panas

4. Merawat Diri

Merawat diri sendiri juga dapat membantu memperbaiki gejala depresi yang Anda alami dengan cara seperti tidur teratur, makan makanan yang sehat, menghindari orang-orang negatif, dan berpartisipasi dalam aktivitas yang menyenangkan.

Meskipun ada banyak pilihan herbal, suplemen, dan vitamin yang mengklaim dapat meredakan gejala depresi, namun mayoritas dari mereka belum terbukti secara klinis efektif. Oleh karena itu, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan solusi yang tepat.***

Editor: Syifa Alfi Wahyudi

Tags

Terkini

Terpopuler