Meskipun diperbolehkan dalam lingkup penelitian, penggunaannya pun diawasi dengan ketat.
Hingga saat ini, penggunaan ganja untuk keperluan medis masih menuai polemik.
Baca Juga: Dapat Undangan Khusus dari Kerajaan Arab Saudi, Ridwan Kamil Jadi Amirul Hajj
Salah satu hal yang menjadi pertimbangan adalah potensi munculnya penyalahgunaan.
Dikutip BeritaSoloRaya.com dari laman resmi ugm.ac.id, pakar Farmakologi dan Farmasi Klinik UGM, Prof. Apt. Zullies Ikawati, Ph.D menerangkan bahwa ganja mengandung psikoaktif dalam senyawa Tetrahydrocannabinol (THC) yang menyebabkan ketergantungan.
Ketergantungan inilah yang akan mempengaruhi ranah mental pemakainya.
Lantas, bagaimana ganja medis dapat membantu pengobatan?
Tidak hanya mengandung Tetrahydrocannabinol saja, ganja juga mengandung senyawa Cannabidiol (CBD).
Senyawa CBD ini memiliki peranan sebagai anti kejang.