Dampak Stunting Jangka Panjang dan Cara Cegah Mulai Remaja Sampai Ibu Menyusui, Konsumsi Ini Paling Efektif?

- 3 Februari 2023, 11:03 WIB
Perlu diketahui, stunting memberikan dampak negatif pada buah hati tercinta sehingga sebagai orang tua, Anda perlu memperhatikannya.
Perlu diketahui, stunting memberikan dampak negatif pada buah hati tercinta sehingga sebagai orang tua, Anda perlu memperhatikannya. /Markus Spiske

BERITASOLOAYA.com – Informasi mengenai stunting menjadi salah satu hal penting yang perlu diperhatikan.

Perlu diketahui, stunting memberikan dampak negatif pada buah hati tercinta sehingga sebagai orang tua, Anda perlu memperhatikannya.

Adapun informasi mengenai stunting ini disampaikan melalui akun Instagram resmi Kementerian Kesehatan atau Kemenkes.

 Baca Juga: Akhirnya, Rekrutmen CASN 2023 akan Dibuka untuk Jabatan di Bidang Ini, Tenaga Honorer Auto Full Senyum

Perlu Anda ketahui bahwa angka stunting di Indonesia pada tahun 2022 sebesar 21,2 persen.

Meski begitu, masih dibutuhkan upaya untuk mencapai target penurunan stunting pada tahun 2024, yakni sebesar 14 persen.

Menurut data SSGI 2022, menunjukkan stunting terjadi sejak sebelum lahir dan meningkat 1,6 kali pada rentang usia 6 sampai 12 bulan 13,8 persen ke 12 sampai 23 bulan 22,4 persen.

Sehingga dari data tersebut bisa dilihat pentingnya terpenuhi gizi sejak remaja, ibu sejak hamil, menyusui serta gizi pada makanan pendamping ASI balita.

Selain itu, stunting ini memiliki potensi memperlambat perkembangan otak, dengan dampak jangka panjang berupa keterbelakangan mental, rendahnya kemampuan belajar, serta risiko serangan penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, sampai obesitas.

 Baca Juga: Rekomendasi 5 Warung Tengkleng Terenak di Solo, Pecinta Olahan Kambing Wajib Kumpul!

Dengan demikian penting bagi ibu memberikan ASI eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan, dilanjutkan sampai 2 tahun.

Selain itu juga diberi MPASI yang kaya akan protein hewani, misalnya telur, daging, ikan, atau ayam setiap kali makan.

Dengan mencukupi asupan protein hewani lokal bisa menjadi cara pencegahan untuk stunting.

Lalu pertanyaannya, mengapa protein lokal? Sebab tersedia dan mudah untuk didapatkan di wilayah setempat dengan harga terjangkau.

Bisa dikonsumsi setiap hari bersama asupan lain sesuai dengan prinsip gizi seimbang, yakni karbohidrat, protein hewani, protein nabati, sayur, dan buah.

 Baca Juga: Cermati Kabar Terbaru Seleksi CASN 2023, Tenaga Honorer Jangan Sampai Salah Langkah Ya!

Bahkan balita dengan gangguan gizi di luar infeksi atau sebab medis lain, juga dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan dengan protein hewani seperti telur, ikan, daging, dan susu terbukti paling efektif.

Perlu Anda ketahui bahwa mengkonsumsi pangan dari protein hewani lebih dari satu jenis lebih menguntungkan daripada konsumsi pangan berasal dari hewani tunggal.

Selanjutnya informasi mengenai stunting berikutnya yang perlu Anda ketahui yakni terkait pencegahannya secara lebih rinci.

Jadi untuk pencegahan pada masa remaja bisa dengan aksi bergizi di sekolah. Mulai dari minum tablet tambah darah, melakukan aktivitas fisik, dan mengkonsumsi gizi seimbang tadi.

Selain itu ibu hamil jangan lupa melakukan pemeriksaan kehamilan (ANC) minimal sebanyak 6 kali.

 Baca Juga: Wah, Kabar Baik untuk Guru Sertifikasi dan Non Langsung Dari Presiden Jokowi, Mulai Berlaku...

Jika teridentifikasi anemia atau kurang gizi, segera melakukan konsultasi dengan dokter atau Puskesmas.

Kemudian setelah bayi lahir, lakukan penimbangan anak dengan rutin atau bulanan sebagai bentuk pemantauan pertumbuhan.

Jika berat badan anak atau bayi diketahui tidak naik, maka segera membawanya ke dokter atau Puskesmas yang terdekat.

Dikutip BeritaSoloRaya.com dari @kemenkes_ri, itulah informasi mengenai stunting yang bisa Anda ketahui, semoga bermanfaat.***

 

 

Editor: Egia Astuti Mardani

Sumber: Kemenkes


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah