Budi mengingatkan keluarga di Indonesia supaya lekas mengalihkan uang rokok itu untuk memenuhi gizi anak dan ibu hamil.
Menkes Budi memberi imbauan kepada setiap anggota keluarga untuk memastikan agar bayi di dalam kandungan tidak mengalami kekurangan gizi. Tak kalah pentingnya, jangan sampai ibu jadi kekurangan gizi serta mengalami anemia.
Muhammad Rizal M Damanik, selaku Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian, dan Pengembangan BKKBN turut menambahkan apabila dikaitkan dengan perilaku merokok, data pengeluaran biaya rumah tangga untuk rokok bahkan jauh lebih besar ketimbang untuk pengeluaran makanan yang bergizi.
“Disayangkan sekali. Stunting adalah gangguan tumbuh kembang akibat kurangnya gizi maupun infeksi yang terjadi secara berulang. Rokok termasuk salah satu faktor penghambat pertumbuhan dan perkembangan bayi,” katanya.
Untuk itu, Rizal meminta TPK atau Tim Pendamping Keluarga untuk lebih meningkatkan penyuluhan karena masih banyak masyarakat yang belum cukup paham akan pentingnya sumber-sumber makanan bergizi dan tidak menggunakan dana tersebut untuk membeli rokok.
Lebih lanjut, ia menyebut bahwa saat pembahasan soal stunting merupakan pembicaraan Indonesia pada 20 tahun mendatang.
Pasalnya masalah stunting ini merupakan persoalan intergenerasi. Jika saat ini bayi banyak yang mengalami stunting, maka ini akan menjadi masalah bagi generasi yang akan datang. Jadi, sangat penting untuk dapat segera menangani masalah stunting.***