Apalagi menurut sebuah penelitian disebutkan bahwa pembakaran batu bara menjadi salah satu penyebab buruknya kualitas udara di Jakarta, yang mana besarnya hampir seperlima polusi udara.
Menurut Evi, dampak terburuk dari batu bara bagi masyarakat Jakarta ialah bisa memperburuk kesehatan mereka.
“Udara adalah barang publik, dimana pemerintah memegang peranan penting untung mengurusnya,” papar Evi Gravitiani.
Menurut ekonom lingkungan FEB UNS itu juga, penguatan penyediaan transportasi publik yang memadai dan bebas asap bisa menjadi sebuah solusi terlepas dari polusi udara.
Adanya insentif penggunaan kendaraan ramah lingkungan seperti sepeda pun juga bisa menjadi alternatif yang dapat dilaksanakan.
“Transisi dan konversi energi dari batu bara menjadi energi bersih juga menjadi komponen penting untuk mencapai tujuan bebas polusi udara. Sebaliknya selama batu bara terus dibakar, polusi akan terus ada,” pungkas Evi Gravitiani.***